NAMA : Ibnu Setiawan
NPM : C1021511RB1052
PRODI : ILMU KOMUNIKASI
BAB I
FILSAFAT SOSIOLOGI KOMUNIKASI
A. Filsafat
sosial, sosiologi modern, dan komunikasi
1. Sebelum
yunani kuno (sebelum 600 SM)
Mistik adalah sebuah fenomena fisika
yang sebenarnya sudah ditemukan oleh para mistikus pada ribuan tahun yang lalu.
Dalam bukunya misticism and the new
phisic (2002), mengatakan bahwa dalam hal keterkaitan fenomena fisik alam
raya, yang berhubungan dengan manusia dan realitaskehidupan manusia, mistik
telah mengetahui ribuan tahun yang lalu ketika sains baru mengetahuinya
sekarang.manusia memiliki persoalan besar dengan kesadaran dan bahasanya,
kesadaran manusia memiliki persoalan dengan pikiran manusia, dimana dalam
fisika modern dikatakan bahwa pikiran manusia memiliki tangan objectif manusia.
Dengan demikian, pengalaman manusia satu
dengan manusia lainnya amat berbeda tentang dunia mistiknya. Jadi, dengan
demikian persoalan mistik iniadalah seuah rahasia allah yang sebenarnya oleh
mistikus sudah dapat diungkapkan sejak ribuan tahun lalu. Akan tetapi dalam
sains modern saat ini mistik baru mulai menjadi perdebatan ketika fenomena
mistik mulai dapat diungkapkan oleh ilmuan sains modern
Kehidupan manusia sebelum lahirnya
peradaban yunani kuno, benar-benar dipengaruhi oleh mistik, sehingga mistikus
yang terdiri dari para orang pintar, elite masyarakat, orang kuat adalah
pemegang kekuasaan tertinggi dimasyarakat, sebaliknya anggota masyarakat
dibelenggu oleh pemikiran-pemikiran mistik yang tidak rasional. Walaupun
keadaaan ini berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama, namun dalam masyarakat
tersebut dinggap sesuatu yang biasa-biasa saja.
2. Yunani
kuno (600 SM)
Pada periodisasi sekitar 600 SM periode
ini di tandai oleh pergeseran pemikiran dari mitos ke logos.
Penjelasan-penjelasan mistik yang berdasarkan kepercayaan irasional tentang gejala-gejala
alam bergeser pada penjelasan logis yang berdasarkan pada rasio.
3. Abad
pertengahan (300 SM- 1300 M)
Pemikiran abad pertengahan bercirikan
teosentris (berpusat pada kebenaran wahyu tuhan). Kebenaran wahyu mereka
buktikan tidak berbeda dengan kebenaran yang dihasilkan akal. Kebenaran utama
adalah kebenaran teologis yang termaktub dalam wahyu tuhan. Manusia tidak mampu
mencapai pengetahuan sejati tanpa iluminasi kebenaran illahi. Dimasa
pertengahan ini pertentangan antara wahyu dan akal bahkan semakin menajam dan
cenderung mengeras banyak sekali ilmuan yang dieksekusi karena mewar-takan
kebenaran ilmiah yang tidak sesuai dengan kebenaran wahyu. Ilmu pengetahuan pun
menjadi surut perkembanganya.
4. Filsafat
modern (abad 17-19)
Kurang lebih 10 abad lamanya pemikiran
filsuf dan ilmu pengetahuan berdasarkan iman. Kecenderungan ini biasa disebut fideisme, ketaatan buta pada
iman.semangat untuk mebebaskan manusia dari keterbelengguan teologis muncul
pada masa yang dikenal dengan nama renaisans.
Munculnya renaisans tidak bisa
dilepaskan begitu saja dari sumbangan para filsuf islam dan menerjemahkan
karya-karya klasik yunani kedalam bahasa arab banyak karya-karya ilmiah yang
berasal dari dunia islam yang dibawa kebarat untuk dipeljari dan dikembangkan.
5. Positivisme
(abad ke-20)
Pada bagian lain adian (2002: 12)
mengatakan pada, pandangan dunia empirisme yang objektif dalam memandangan
pengetahuan tersebut mengalami puncaknya pada aliran fisafat yang dikenal
dengan nama positivisme. Positivisme mengalami pengaruh yang amat kuat terhadap
berbagai disiplin ilmu bahkan sampai dewasa ini. Pengaruh tersebut dikarenakan
klaim-klaim yang dikenakan oleh positivisme terhadap ilmu pengetahuan. Klaim
kesatuan ilmu. Ilmu-ilmu manusia dan ilmu-ilmu alam berda dibawah payung
paradigma yang sama yaitu paradigma positivistik. Klaim kesatuan bahasa.
6. Alam
simbolis
Tahapan filsafat yang terakhir ini
merupakan reaksi keras terhadap positivisme terutama pada asumsi kesatuan
metode untuk ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu manusia. Metode positivisme
mengasumsikan bahwa objek-objek alam maupun manusia bergerak secara
deterministik-mekanis. Manusia lebih dari sekedar benda mati yang
bergerak-gerak semata-mata berdasarkan stimulan dan respons, rangsangan dan
reaksi, sebab dan akibat (behaviourisme).
7. Posmoderisme
Posmoderisme sesungguhnya merupakan
terminologi untuk mewakili suatu penggeseran wacana di berbagai bidang, seperti
seni, arsitektur, sosiologi, literatur dan filsafat yang bereaksi keras
terhadap wacana modernisme yang terlampau mendewakan rasionalitas sehingga
mengeringkan kehidupan dari kekyaan dunia batin manusia.
B. Sosiologi
Modern
Persoalan
manusia pada akhirnya diatasi filsafat melalui pendekatan filsafat sosial yang
kemudian mampu menjawab persoalan-persoalan: liberalisme, sosialisme,
komunlisme dan welfareliberalism, namun untuk menjawab prsoalan-persoalan
kemasyarakatan lainnya yang lebih konkret, filsafat sosial mengalami hambatan
metodologis. Dengan demikian, manusia membutuhkan ilmu pengetahuan yang
menjembatani filsafat dan manusia. Karena itu lahirlah sosiologi sebagai jalan
keluar untuk membantu manusia memecahkan persoalan masyarakat.
Orang yang
pertama kali menggunakan istilah sosiologi adalah auguste comte (1798-1857).
Pikiran –pikiran comte sangat dipengaruhi oleh sains sehingga pandangan
ilmiahnya memperkenakan “positivisme” dan “filsafat positif”. Comte mengatakan
ada tiga tingkatan intelektual yang harus dilalui oleh kelompok masyarakat,
ilmu pengetahuan, individu, atau bahkan pemikiran masyarakat dan dunia sepanjang
sejarahnya. Pertama tahap teologis yang menjadi karakteristik dunia sebelum era
1300. dalam tahapan ini sistem gagasan utama menekankan pada keyakinan bahwa
kekuatan adikodrati dengan demikian dunia sosial dan alam fisika adalah ciptaan
tuhan. Kedua tahap metafisika yang terjadi antara 1300-1800. Era ini ditandai
oleh keyakinan bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu,
dengan demikian pandangan tehadap ciptaan tuhan mengalami degradasi kekuasaan
di hadapan manusia. Ketiga pada tahun 1800 dunia memasuki tahap posotivistik
yang ditandai oleh keyakinan terhadap sains.
C. Lahirnya
Sosiologi Komunikasi
Asal mula
komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran karl marx,
dimana karl marx sendiri adalah masuk sebagai pendiri sosiologi yang beraliran
jerman sementara claude henri saint-simon, august comte, dan emile durkheim
merupakan nama-nama para ahli sosiologi yang beraliran perancis.
Sejak semula
telah menaruh pemikiran pada masalah-masalah yang ada hubungannya dengan interaksi
sosial antara seseorang dan orang lainnya. Apa yang disebutkan comte dengan “social
dynamic”, “kesadaran kolektif” oleh durkheim, dan “interaksi sosial” oleh maarx
serta “ tindakan komunikatif” dan “teori komunikasi” oleh hebermas adalah awal
mula lahirnya prespektif sosiologi komunikasi. Dalam komunikasi juga pesoalan
makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat
informasi.
BAB
II
RUANG LINGKUP DAN KONSEPTUALISASI
SOSIOLOGI KOMUNIKASI
a. Manusia
sebagai mahluk sosial
Manusia adalah
mahluk ciptaan allah, tuhan yang maha esa dengan struktur dan fungsi yang
sangat sempurna bila dibandingkan dengan mahluk tuhan lainnya. Karena itu
manusia disebut mahluk yang unik, yang memiliki kemampuan sosial sebagai mahluk
individu dan mahluk sosial. Disamping itu manusia dengan akal pikirannya mampu
mengembangkan kemampuan spriritual sehingga manusia disamping sebagai mahluk
individual, mahluk sosial, juga sebagai mahluk spiritual.
Sehubungn dengan
itu, beberapa konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi komuniksai
adalah konsep tentang sosiologi, community, communication, telematika merupakan
konsep penting yang kemudian melahirkan studi-studi integratif serta terkait
satu dengan yang lainnya sehingga melahirkan studi-studi interelasi yang
penting untuk dibicarakan disini sekaligus juga sebagai ruang lingkup dalam
studi-studi sosiologi komunikasi.
1. Sosiologi
Kata sosiologi berasal dari sofie, yaitu
becocok tanam atau bertaman, kemudian berkembang menjadi socius, dalam bahasa
latin yang berarti teman, kawan. Berkembang lagi menjadi kata sosial, artinya
berteman, bersama, berserikat. Secara khusus kata sosial maksudnya adalah
hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia
(Shadily, 1993:1-2)
Selo soermadjiman dan soeleman soemardi
(soekanto, 2003:20) mengatakan bahwa, sosiologi atauilmu masyarakat ialah ilmu
yang mempelajari struktur sosisal dan proses-proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur
sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, norma-norma sosial) lembaga-lembaga
sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah
pengaruh timbal balik antara bebagai segi kehidupan bersama, umpamanya pengaruh
timbal balik antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara segi
hukum dengan segi kehidupan ekonomi, dan lain sebagainya.
2. Community
Selo soemardjan (soekanto, 2003:24)
menyatakan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkn
kebudayaan. Pengertian manusia yang hidup bersama dalam ilmu sosial tidak
mutlak jumlahya, bisa saja dua orang atau lebih. Manusia tersebut hidup bersama
dalam waktu relatif lama, dan akhirnya melahirkan manusia-manusia baru yang
saling berhubungan stu dengan yang lainnnya. Hubungan manusia itu, kemudian
melahirkan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan, penilaian dan sebagainya.
3. Teknologi
Telematika
Istilah teknologi telematika
(telekomunikasi, media, dan informatika) bermula dari istilah teknologi informasi
(information tecnology atau it). Istilah ini mulai populer di akhir dekade
70-an. Pada masa sebelumnya, teknologi infomasi masih disebut engan istilah
teknologi komputer dan pengolahan data elektronik atau PDE (electronic data
processing atau EDP).
Istilah telematika lebih kerah penyebutan
kelompok teknologi yang disebut secara bersama-sama, namun sebenarnya. Yang
dimaksudnkan adalah teknologi informai yang digunakan di media massa serta
teknologi komunikasi yang umumnya digunakan dalam bidang komunikasi lainnya.
4. Commnuication
Lingkup komunikasi menyangkut
persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan substansi interaksi sosial
orang-orang dalam masyarakat temasuk konten interaksi (komunikasi) yang
dilakukan secara langsung maupn dengan menggunakan media komunikasi.
5. Sosiologi
Komunikasi
Menurut soejono soekanto (soekanto,
1992: 471), sosiologi komunikasi merupakan kskhususan sosiologi dalam
mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang
menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu
dengan kelompok maupun antar kelompok. Menurut soekanto, sosiologi komunikasi
juga ada kaitannya dengan public speaking, yaitu bagaimana cara seseorang
bebicara kepada publik.
Secara kohorensif sosiologi komunikasi
mempelajari tentang interaksi sosial dengan segala aspek yang berhubungan
dengan interaksi tersebut seperti sebagaimana interaksi (komunikasi) itu
dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai akibat dari
interaksi tersebut, sampai dengan bagaimana perubahan-perubahan sosial
dimasyarakat yang didorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi sosial
macam apa yang ditanggung oleh masyarakat sebagai akibat dari perubahan yang
didorong oleh media massa itu.
Komunikasi
didalam masyarakat dibagi dalam 5 jenis:
1. Komunikasi
indivdu dengan individu (komunikasi antarpribadi)
2. Komunikasi
kelompok
3. Komunikasi
organisasi
4. Komunikasi
sosial
5. Komunikasi
massa.
\
Menirut Effendy (2001:
6-9), ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi ditinjau dari komponenya,
bentuknya, sifatnya, metodenya, tekniknya, modelnya, bidangnya, dan sistemnya.
1. Komponen
komunikasi
a. Komunikator
(communicator)
b. Pesan
(message)
c. Media
(media)
d. Komunikan
(communicant)
2. Proses
komunikasi
a. Proses
secara primer
b. Proses
secara sekunder
3. Bentuk
komunikasi
a. Komunikasi
personal (personal communication)
1) Komunikasi
intrapersonal (intrapersonal communication)
2) Komunikasi
antarpersonal (interpersonal communication)
b. Komunikasi
kelompok (group communication)
1) Komunikasi
kelompok kecil (small group communication)
2) Komunikasi
kelompok besar (large group communication/public speaking)
c. Komunikasi
massa (media communication)
1) Surat
2) Telepon
3) Pamflet
4) Poster
5) Spanduk
6) Dan
lain-lain
4. Sifat
komunikasi\
a. Tatap
muka (face-to-face)
b. Bermedia
(mediated)
c. Verbal
(verbal)
d. Nonverbal
(non-verbal)
5. Metode
komunikasi
a. Jurnalistk
(journalism)
b. Hubungan
masyarakat (public relations)
c. Periklanan
d. Pameran
e. Publisitas
f. Propaganda
g. Perang
urat saraf
h. Penerangan
6. Teknik
komunikasi
a. Komunikasi
informatif
b. Komunikasi
persuatif
c. Komunikasi
instruktif
d. Hubungan
manusiawi
7. Tujuan
komunikasi
a. Perubahn
sikap
b. Perubahan
pendapat
c. Perubahan
perilaku
d. Perubahan
sosial
8. Fungsi
komunikasi
a. Menyampaikan
informasi
b. Mendidik
c. Menghibur
d. Memengaruhi
9. Model
komunikasi
a. Komunikasi
satu tahap
b. Komunikasi
dua tahap
c. Komunikas
multitahap
10. Bidang
komunikasi
a. Komunikasi
sosial
b. Komunikasi
manajemen/organisasi
c. Komunikasi
perusahaan
d. Komunikasi
politik
e. Komunikasi
internasional
f. Komunikasi
antarbudaya
g. Komunikasi
pembangunan
h. Komunikasi
lingkungan
i.
Komunikas tradisional.
b. Ranah,
Kompleksitas, dan Objek Sosiologi Komunikasi
1. Ranah
Sosiologi Komunikasi
Ranah sosiologi komunikasi berada pada
wilayah individu, kelompok,masyarakat, dan sistem dunia. Dimana ranah ini
bersentuhan dengan wilayah lain, seperti tekonologo telematika komunikasi,
prosesn dan interaksi sosial, serta budaya kosmopolitan. Ranah sosiologi
komunikasi berbeda dengan studi-studi komunikasi dan sosiologi secara
keseluruhan, dengan kata lain objek sosiologi komunikasi tidak sama dengan
sosiologi secara umum begitu juga dengan komunikasi secara umum.
Hal ini terjadikarena ranah sosiolog
komunikasi adalah kajian utama dan terpenting dari kajian sosiologi dan
komunikasi itu sendiri, yaitu individu, kelompok, masyarakat dunia, dan segala
interaksi.
2. Kompleksitas
Studi Sosiologi Komunikasi
Studi-studi
sosiologi komunikasi selain bersifat interdisipliner dan terbuka terhadap
sumbangan disiplin ilmu lain, sosiologi komunikais juga memiliki objek kajian
yang terbuka luas setiap saat, seirama dengan cepatnya perubahan-perubahan sosial
budaya dan teknologi media yang berkembang dimasyarakat beserta semua aspek
yang mengikutinya.
Saat ini, arah
kendali perkembangan sosiologi komunikasi ditentukan oleh pesatnya perkembangan
dunia teknologi komunikasi yang kemudian secara stimulan memengaruhi ranah-ranah sosial dan budaya di setiap
lapisan masyarakat.
3. Objek
Sosiologi Komunikasi
Objek formal dalam studi soiologi komunikasi
menekankan pada aspek aktivitas manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan
aktivitas sosilogis yaitu proses sosial dan komunikasi, aspek ini merupakan
aspek dominan dalam kehidupan manusia bersama dengan orang lain. Aspek lainya
adalah telematika dan realitaas nya, aspek ini menyangkut persoalan teknologi
komunikasi, teknologi media dan berbagai persoalan konvergensi yang
ditimbulkannya termasuk realitas maya yang dihasilkan oleh telematika sebagai
sebuah ruang publik baru tanpa batas dan memiliki masa depan yang cerah bagi
ruang kehidupan.
BAB
III
STRUKTUR
DAN PROSES SOSIAL
A. Sruktur Masyarakat
1. Kelompok
sosial
Kehidupan
kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang
mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok.
Kelompok sosial
adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau keatuan-kesatuan manusia
yang umumnya secara fisik relatif kecil yang hidup secara guyub. Ada juga
beberapa kelompok sosial yang dibentuk secara formal dan memiliki aturan-aturan
yang jelas.
Ada empat
kelompok sosial yang dapat dibagi berdasarkan struktur masing-masing kelompok tersebut:
a. Kelompok
formal sekunder, Kelompok social yang umumnya bersifat sekunder, bersifat
formal, memiliki aturan dan struktur yang tegas, serta dibentuk berdasarkan
tujuan-tujuan yang jelas pula.
Kelompok social formal sekunder mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
§ Adanya
kesadaran anggota bahwa ia adalah bagian dari kelompok yang bersangkutan.
§ Setiap
anggota memilik hubungan timbal balik dengan anggota lainnya dan bersedia
melakukan hubungan-hubungan fungsional diantara mereka.
§ Kelompok
social ini memiliki struktur yang jelas dan tegas, termasuk juga prosedur
suksesi da kaderisasi.
§ Memiliki
aturan formal yang mengikat setiap anggota kelompok dalam struktur yang ada
termasuk juga mengatur mekanisme struktur dan sebagainya.
§ Anggota
dalam kelompok formal sekunder memiliki pola dan pedoman perilaku sebagaimana
diatur oleh kelompok
§ Kelompok
sosial formal sekunder memiliki (masa) umur hidup yang dikendalikan oleh
faktor-faktor internal dan eksternal.
b. Kelompok
formal primer, kelompok social yang umumnya bersifat formal namun keberadaanya
bersifat primer. Kelompok ini tidak memiliki aturan yang jelas, walaupun tidak
dijalankan secara tegas.
Kelompok formal primer memiliki
sifat-sifat yang dimiliki oleh kelompok formal sekunder, seperti:
Setiap anggota sadar menjadi bagian
dari anggota kelompok itu, memiliki kesadaran bersama bahwa ia bagian dari
kelompok yang bersangkutan.
Setiap anggota memiliki hubungan
timbale balik dengan anggota lainnya yang terjadi secara intensif dan bersedia
melakukan hubungan-hubugan fugsional diantara mereka berdasarkan pendekatan da
kepentingan diantara mereka.
c. Kelompok
informal sekunder, kelompok social yang umumnya informal namun keberadaanya
bersifat sekunder, kelompok ini bersifat tidak mengikat, tidak memiliki aturan,
dan struktur yang tegas serta dibentuk berdasarkan sesaat da tidak mengikat.
d. Kelompok
informal primer, kelompok social yang terjadi akibat meleburnya sifat-sifat
kelompok social formal-primer atau disebabkan karena pembentukan sifat-sifat
diluar kelompok formal-primer yang tidak dapat ditampung oleh kelompok
formal-primer.
2. Lembaga
(pranata) sosial
Lembaga
(pranata) sosial adalah sekumpulan tata aturan yang mengatur interaksi dan
proses-proses social di dalam masyarakat. Lembaga social memungkinkan setiap
struktur dan fungsi serta setiap-setiap harapan anggota dalam masyarakat dapat
berjalan dan memenuhi harapan sebagaimana yang disepakati bersama. Dengan kata
lain lembaga social digunakan untuk menciptakan ketertiban (order).
Wujud kongkret
dari pranata sosial adalah aturan, norma, adapt istiadat, dan semacamnya yang
mengatur kebutuhan masyarakat dan telah terinternalisasi dalam kehidupan
manusia, dengan kata lain pranata sosial adalah sistem norma yang telah
melembaga atau menjadi kelembagaan disuatu masyarakat. Misalnya, kebutuhan
orang terhadap penyembuhan penyakit,menghasilkan kedokteran, perdukunan,
penyembuhan alternatif.
3. Stratifikasi
social (Social stratification)
Stratifikasi
atau strata social adalah struktur social yang berlapis-lapis didalam masyarkat.
Lapisan sosial menujukkan bahwa masyarakat memiliki strata, mulai dari yang
terendah dan yang paling tinggi. Lahirnya strata social ini Karena kebutuhan
masyarakat terhadap system produksi yang dihasilkan oleh masyarakat disetiap
strata, dimana system produksi itu mendukung secara fungsional masing-masing
strata.
Secara umum,
strata social dimasyarkat melahirkan kelas-kelas social yang terdiri dari tiga
tingkatan, yaitu atas (Upper Class), menengah (Middle Class), dan bawah (Lower
Class). Kelas atas mewakili kelompok elite dimasyarakat yang jumlahnya sangat
terbatas. Kelas menengah mewakili kelompok prefesional, kelompok pekerja,
wiraswastawan, pedagang dan kelompok fungsional lainya. Sedangakan kelas bawah
mewakili kelompok pekerja kasar, buruh harian, buruh lepas, dan semacamnya.
Dasar
pembentukan kelas social adalah: (a) ukuran kekayaan (b) ukuran kepercayaan (c)
besaran kekuasaan (d) ukuran kohormatan (e) ukuran ilmu pengetahuan dan
pendidikan.
4. Mobilitas
social (Sosial mobility)
Menurut Horton
dan Hunt (Narwoko Dan Suryanto, 2004:188), mobilitas social dapat diartikan
sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas social ke kelas social lainya.
Mobilitas bisa berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status social dan
(biasanya) termasuk pula segi penghasilan yang dapat di alami oleh beberapa
individu atau oleh kesekuruhan anggota kelompok.
Contoh, pak
hartono yang dulunya menjadi direktur sekarang turun jabatan menjadi staf
biasa, dan contoh ini termasuk sebuah cerita seseorang yang mengalami turun
kelas social.
Dengan demikian,
secara umum ada tiga jenis mobilitas social, yaitu gerak social yang meningkat
(social climbing), gerak social menurun (social sinking), dan gerak social
horizontal.
5. Kebudayaan
Kebudayaan
(culture) adalah produk dari seluruh rangkaian prosese social yang dijalankan
oleh manusia dalam masyarakat dengan segala aktivitasnya. Dengan demikian, maka
kebudayaan adalah hasil nyata dari sebuah proses social yang dijalankan oleh
manusia bersama masyarakat.
Kata kebudayaan
berasal dari bahasa sansekerta buddhaya yang merupakan kata jamak dari buddhi
yag berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang
bersangkutan dengan budi atau akal” (Koentjaingrat, 1979:195)
Kebudayaan
universal memiliki unsur-unsur penting lain yang lebih luas, yakni sebagai
berikut:
o
Sistem teknologi
o
System mata pencaharian hidup
(system_ekonomi produksi)
o
Sisitem social
o
System bahasa
o
System kesenian
o
System ilmu pengetahuan
o
System religi
o
System pertahanan dan kekuasaan
o
System pendidikan
o
System kesehatan
o
Sistem pertahanan (kekuatan).
B. Proses
dan interaksi social
Bentuk umum
proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah
aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan yang dinamis
menyangkunt hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia,
maupun antar orang perorangan dengan kelompok manusia. Syarat terjadinya
interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.
1. Kontak
sosial
Menurut Soeryono
Soekanto (2002:65), kontak sosial berasal dari bahasa
latincon atau cun (bersama-sama)
dan tango (menyentuh), jadi, artinya secara harfiah adalah
bersama-sama menyentuh. Secara fisik kontak sosial baru terjadi apabila adanya
hunungan fisikal, sebagai gejala sosial hal itu bukan semata-mata hubungan
badaniah, karena hubungan sosial terjadi tidak saja secara menyentuh seseorang,
namun orang dapat berhubungan dengan orang lain tanpa harus menyentuhnya.
Misalnya kontak sosial sudah terjadi ketika seseorang sudah berbicara dengan
orang lain, bahkan kontak sosial juga dilakukan dengan menggunakan teknologi,
seperti melalui telpon, telegram, radio, surat, televise, dll.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam lima bentuk,
yaitu:
a. Dalam
bentuk prosese sosialisasi yang berlangsung antara pribadi orang per orang.
Proses sosialisasi ini memungkinkan seseorang mempelajari norma-norma yang
terjadi di masyarakatnya.
b. Antara
orang per orang dengan suatu kelompok masyarakat atau sebaliknya.
c. Atara
kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainya dalam sebuah komunitas.
d. Antara
oarng per orang dengan masyarakat global di dunia internasional.
e. Antara
orang per orang, kelompok, masyarakat dan dunia global, dimana kontak social
terjadi secara simultan di atara mereka.
2. Komunikasi
Sosiologi
menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh
seseorang. Contoh, seorang pria memberikan bungah kepada seorang gadis.
Pemberian bungah tersebut bisa di tafsirkan sebagai rasa cinta, persahabatan,
perdamaian, dll.
Dalam komunikasi
ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber
informasi (source), saluran (media), dan penerima informasi (audience).
C. Proses-proses
interaksi social
1. Proses
asosiatif
Proses asosiatif
adalah proses yang terjadi saling pengertian dan kerja sama timbal balik antara
orang per orang atau kelompok satu dengan yang lainnya, dimana proses ini
menghasilkan pencapaian-pencapaian tujuan bersama.
a. Kerja
sama (cooperation), adalah usaha bersama antara individu atau kelompok
unutk mencapai satu atau tujuan bersama. Ada beberapa bentukcooperation, yaitu:
1) Gotong
royong dan kerja bakti, adalah sebuah proses cooperationyang terjadi di
pedesaan, dimana proses ini menghasilkan aktivitas tolong menolong.
2) Bargaining,
adalah proses cooperation dalam bentuk perjanjian pertukaran
kepentingan, kekuasaan, barang maupun jasa antara dua organisasi atau lebih
yang terjadi di bidang politik, budaya, ekonomi, hukum, maupun militer.
3) Co-optation,
adalah proses cooperation yang terjadi di antara individu dan kelompok yang terlibat
dalam sebuah oraganisasi atau Negara dimana terjadi proses penerimaan
unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu
organisasi untuk menciptakan stabilitas. Jadi, apabila pemimipin berusaha
memasukkan sebuah program dalam kegiatan organisasi dimana pada awalnya program
itu memiliki resistensi dari bawahan, namun kemudian bawahan dikonstruksi untuk
mendukung program itu dan ternyata bawahan bersedia demi keberlangsungan
organisasi, maka proses kerja sama ini disebut dengan co-optation.
4) Coalition,
adalah dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama
kemudian melakukan kerja sama satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan
tersebut.
5) Joint-venture,
adalah kerja sama dua atau lebih organisasi perusahaan di bidang bisnis untuk
mengerjakan proyek-proyek tertentu.
b. Accomodation,
adalah proses sosial dengan dua makna, pertama adalah proses sosial yang
menunujkkan pada suatu kedaan yang seimbang (equilibrium) dalam interaksi
social antara individu dan antarkelompok di dalam masyarakat.
Bentuk-bentuk Accomadation adalah
sebagai berikut:
a. Coersion,
yaitu bentuk accomodation yang terjadi karena adanya paksaa maupun kekerasan
secara fisik atau atau psikologis.
b. Compromise,
yaitu bentuk akomodasi yang dicapai karena masing-masing pihak yang terlibat
dalam proses ini saling mengurangi tuntutanya agar tercapai penyelesaian oleh
pihak ketiga atau badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang
bertentangan.
c. Mediation,
yaitu accomadition yang dilakukan melalui penyelesaian oleh pihak ketiga yang
netral.
d. Conciliation,
yaitu bentuk accomodation yag terjadi melalui usaha untuk mempertemukan
keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih.
e. Toleration,
yaitu bentuk accomodition secara tidak formal dan dikarenakan adanya pihak-pihak
yang mencoba untuk menghindari diri dari pertikaian.
f. Stalemate,
yaitu pencapaian accomodation dimana pihak-pihak yang bertikai dan mempunyai
kekuatan yang sama berhenti pada satu titik tertetu dan masing-masing di antara
mereka menahan diri.
g. Adjudication,
yaitu dimana berbagain usaha accomodition yang dilakukan mengalami jalan buntu
sehingga penyelesaianya menggunakan jalan pengadilan.
h. Accomodation
berlanjut dengan proses berikutnya yaitu asimilasi, yaitu suatu proses
pencampuran dua atau lebih budaya yang berbeda sebagai akibat dari proses
social, kemudian menghasilkan budaya tersendiri yang berbeda dengan budaya
asalnya.
2. Proses
disosiatif
Proses
disosiatif merupakan proses perlawanan (oposisi) yang dilakukan oleh
individu-individu dan kelompok dalam proses social diantara mereka pada suatu
masyarakat. Bentuk-bentuk proses disosiatif adalah persaingan, kompetisi dan
konflik.
BAB IV
PROSES
KOMUNIKASI DALAM MASYARAKAT
A. Komunikasi langsung
Pada komunikasi langsung (tatap muka) baik
antara individu dengan individu, atau individu dengan kelompok atau kelompok
dengan kelompok, kelompok dengan masyarakat, maka pengaruh hubungan individu
(interpersonal) termasuk didalam pemahaman komunikasi ini.
Persyaratan yang harus ada dalam komunikasi
tatap muka adalah antara komunikator dengan komunikannya harus langsung bertemu
dan prosesnya dipengaruhui oleh emosi, perasaan diantara kedua pihak.
B. Komunikasi
massa
Komunikasi
massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan
berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak
luas.
Unsur-unsur
penting dalam komunikasi massa, yaitu:
·
Komunikator
·
Media massa
·
Informasi (pesan) massa
·
Gatekeeper
·
Khalayak (public)
·
Umpan balik
1.
Konsep massa
Massa memiliki
unsur-unsur penting:
Terdiri dari masyarakat
dalam jumlah yang besar
Jumlah massa yang besar menyebabkan massa tidak bisa
dibedakan satu dengan yang lainnya. Sebagaian besar anggota massa
memiliki negative image terhadapa pemberitaan media massa. Massa
senantiasa mencurigai pemberitaan media massa sebagai sesuatu yang benar,
bahkan untuk hal-hal tertentu cenderung skeptis dan berfikir negatif.
Karena jumlah yang besar, maka massa juga sukar
diorganisir, jumlah massa yang besar itu maka massa cenderung bergerak sendiri-sendiri.
Kemudian massa merupakan refleksi dari kehidupan social secara luas.
2.
Proses komunikasi massa.
Proses
komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk:
Melakukan
distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Sekali siaran,
pemberitaan yang disebarkan dalam jumlah yang luas dan diterima oleh massa
pula. Proses komuniksi juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator
ke komunikan.
Proses
komunikasi berlangsung secara asimetris diantara komunikator dan komunikan,
menyebabkan komunikasi diantara mereka berlangsung datar dan bersifat
sementara. proses komunikasi juga berlangsung impersonal (non pribadi) dan
tanpa nama. proses komuikasi juga berlangsung berdsarakan pada hubungan-hubugan
kebutuhan (market) dimasyarakat. Seperti televisi dan radio melakukan penyiaran
karena adanya kebutuhan masyarakat tentang pemberitaan-pemberitaan
3.
Audiensi massa
Sifat dari audiensi massa umpamanya:
Terdiri daru jumlah
yang besar, misalnya pendengar radio, televisi, dll.
Suatu pemberitaan media massa dapat ditangkap oleh
masyarakat dari bebagai tempat sehingga sifat audien massa juga ada tersebar
dimana-mana. Pada mulanya audiensi massa tidak interaktif, artinya antara media
massa dan pendengar atau pemirsanya tidak saling berhubungan, namun konsep ini
sudah mulai di tinggal karena audien massa dan media massa dapt berinteraksi
satu dengan yang lainnya melalui komunikasi telepon. Terdiri dari berbagai
lapisan masyarakat yang sangat heterogen. Tidak terorganisir dan bergerak
sendiri.
4.
Budaya massa
Budaya massa dalam komunikasi massa memiliki karakter:
Nontradisional, yaitu umumnya komunikasi massa
berkaitan erat dengan budaya popular. Acar-acara infotaiment seperti AFI, KDI,
dll.
Budaya massa juga
bersifat merakyat.
Budaya massa juga memproduksi produk-produk massa
seperti umpamanya infotaiment adalah produk pemberitaan yang diperuntukkan
kepada massa secara luas. Budaya massa sangat berhubungan dengan budaya populer
sebagai sumber budaya massa.
5.
Fungsi komunikasi massa
Fungsi
pengawasan, pengawasan dan control untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan. Seperti pemberitaan bahaya narkoba, dll. Fungi social learning,
fungsi utama melakukan guiding dan pendidikan social kepada seluruh masyarakat.
Fungsi penyampaian informasi, menjadi proses penyampaian informasi tehadap
masyarakat luas.
Fungsi
transformasi budaya, menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan
bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa. Hiburan, fungsi lain dari
komunikasi adalah hiburan.
6.
Komunikasi massa sebagai system sosial.
Kata system berasal dari bahasa yunani, yaitu
systema. Artinya sehimpunan dari bagian atau komponen yang saling berhubungan
satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Komunikasi
massa sebagai sisitem sosila memiliki komponen-komponen penying, yaitu:
·
Nara sumber sebagai sumber-sumber
informasi bagi media massa
·
Public yang mengomsumsi media massa
·
Aturan hukum dan perundang-undangan,
norma-norma dan nilai-nilai serta kode etik.
·
Institusi samping yang tumbuh untuk
memberi konstribusi terhadap kegiatan komunikasi massa, seperti percetekan,
dll.
·
Pihak-pihak yang mengendalikan
berlangsungnya komunikasi massa.
C. Peran
media massa
Media massa
adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi
pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama utama media massa. Dalam
menjalankan paradigmanya media massa berperan:
·
Sebagai institusi pencerahan masyarakat
yaitu perannya sebagai media edukasi.
·
Media massa juga menjadi media
informasi.
·
Media massa sebagai media hiburan.
BAB
V
PERUBAHAN
SOSIAL DAN BUDAYA MASSA
A.
Perubahan sosial
Perubahan
sosial adalah proses sosial yang di alami oleh anggota masyarakat serta semua
unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat
secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan
pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri
atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial yang baru.
Perubahan
sosial terjadi ketika ada ketersediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan
unsur-unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan unsur-unsur
budaya dan sistem sosial yang baru
Hal-hal
penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek sebagai berikut, yaitu:
perubahan pola pikir masyarakat, perubahan prilaku nasyarakat, perubahan budaya
materi.
Beberapa tahapan transisi sosiologis :
a. Fase
primitif, yaitu dimana manusia hidup secara terisolir dan berpindah-pindah
disesuaikan dengan lingkungan alam dan sumber makanan yang tersedia.
b. Fase
agrokultural, yaitu ketika alam mulai tidak lagi mampu memberi dukungan
terhadap manusia.
c. Fase
tradisional, yaitu masyarakat menjalani hidup secara menetap disuatu tempat
yang dianggap strategis untuk penyediaan berbagai kebutuhan hidup masyarakat.
d. Fase
transisi, yaitu kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan hampir
tidak ditemukan lagi dalam skala luas, transportasi sudah lancer, dll.
e. Fase
modern, yaitu ditandai dengan peningkatan kualitas perubahan social yang lebih
jelas meninggalkan fase transisi.
f. Fase
postmodern, yaitu sebuah fase perkembangan masyarakat yang pertama-tama dikenal
di Amerika serikat pada akhir tahun 1980-an. Masyarakat postmodern adalah
masyarakat modern dengan kelebihan-kelebihan tertentu dimana
kelebihan-kelebihan itu menciptakan pola sikap dan prilaku serta
pandangan-pandangan mereka terhadap diri dan lingkungan social yang berbeda
dengan masyarakat modern atau masyarakat sebelum itu.
B.
Budaya massa dan budaya populer
Sehubugan
dengan makna komunikasi terutama komunikasi massa, makna kata massa mengacu
pada kolektivitas tanpa bentuk, yang komponen-komponenya sulit dibedakan satu
dengan yang lainnya.
Secara
umum pengerrtian massa ditandai dengan:
a. Kurang
memiliki kesadaran diri
b. Kurang
memiliki identitas diri
c. Tidak
mampu bergerak secara serentak dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan
tertentu
d. Massa
ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang
selalu berubah pula.
Media
massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan
yang lainnya dengan melalui produk media massa yang dihasilkan.
Di
sisi lain, media juga sering menyajikan berita, film, dan informasi lain dari
berbagai Negara sebagai upaya media memberikan pilihan yag memuaskan bagi
khalayak nya. Produk media baik yang berupa berita berita, program keluarga,
kuis, film dan sebagainya, disebut sebagai upaya massa yaitu karya budaya.
Budaya
massa dibentuk disebabkan:
a. Tuntutan
industri terhadap pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo
singkat.
b. Karena
massa budaya cenderung “latah” menyulap atau meniru segala sesuatu yang sedang
naik daun atau laris.
Budaya
populer juga menjadi bagian dari budaya elite dalam masyarakat tertentu. Sejauh
itu pula budaya populer dipertanyakan konsepnya yang konkret, serta pengaruhnya
yang lebih dirasakan seperti umpamanya apa perbedaan antara modernisasi dan
posmedernisasi. Budaya populer itu lebih banyak mempertontonkan sisi hiburan,
yang kemudian mengesankan lebih konsumtif.
BAB
VI
PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI MEDIA DAN KOMUNIKASI MASSA
A. Perkembangan Teknologi Media
1. Riwayat
Komunikasi dan Sejarah Kemanusiaan
Riwayat perkembangan komunikasi antarmanusia adalah
sama dengan sejarah kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Nordenstreng dan
Varis (1973) dalam (Nasution, 1989:15), ada empat titik penentu yang utama
dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu:
1) Ditemukannya
bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia
2) Berkembangnya
seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa
3) Berkembangnya
kemampuan reproduksi kata-kata tertulis denagn menggunakan alat pencetak.
4) Lahirnya
komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, hingga satelit.
Berkembangnya keempat titik penentu dalam sejarah
komunikasi merupakan puncak prestasi peradaban umat manusia, menggunguli siapa
pun mahluk tuhan di alam jagat raya ini.
2. Perkembangan
komunikasi dan teknologi komunikasi
Perilaku manusia
dan teknologi memiliki interaksi didalam lingkungan sosioteknologi.Kelima komponen
itu berinteraksi dalam proses social, satu dan yang lainya saling berinteraksi
dan mempengaruhui dimana setiap komponen memiliki visi masing-masing yang
saling bersinergi serta menghasilkan output proses social sebagaimana
diharapkan oloeh seluruh stakeholder sosioteknologi.
Lahirnya era
komunikatif interaktif ditandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi
informasi dengan bergabungnya telpo, radio, computer, dan televise menjadi satu
dan menandai teknologi yang disebut dengan internet.
a. Media
komunikasi antarpribadi
perkembangan awal pada media
komuikasi antarpribadi dengan enam media:
·
Suara
·
Grafik
·
Teks
·
Musik
·
Animasi
·
Video
b. .Media
penyimpanan
Jenis-jenis media penyimpanan
adalah:
·
Buku dan kertas
·
Kamera
·
Alat perekam kaset
·
Kamera flim proyektor
·
Pita perekam video
·
Flash disk
c. Media
transmisi
·
Komunikasi, seperti telegraf, telepon,
dll.
·
Penyiaran, seperti teriakan, papan
pengumuman,radio, surat kabar, dll.
·
Jaringan, seperti internet,dll.
3. Empat
era perkembangan komputerisasi
a. Era
komputerisasi
b. Era
teknologi informasi
c. Era
sistem informasi
d. Era
globalisasi
4. Media
massa depan dan platform teknologi komunikasi
Teknologi komunikasi membutuhkan platform
pengembangan yang jelas dimasa depan. Perkembangan teknologi telematika berada
pada situasi anomi, dimana tidak ada platform yang jelas arah pengembanganya.
Hal ini disebabkan karena setiap Negara berlomba-lomba mengembangkan teknologi
telematika sesuai dengan pasar nasional maupun internasional.
B. Adopsi
inovasi dan sikap masyarakat terhadap media.
Inovasi
berkaitan dengan gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh
seseorang dan masyarakat nya. Konsep baru ini terbentang antara konsep
pengenalan, persuasi dan keputusan menggunakannya (adopsi).
Difusi
inovasi juga berhubungan dengan rentang waktu yang berlalu selama difusi
inovasi berlangsung. Rentang waktu itu berlangsung dari pengguna pertama sampai
dengan pengguna terakhir.
Keterbukaan
masyarakat terhadap sebuah inovasi memungkinkan ia mengadopsi inovasi teknologi
telematika. Informasi sebelumnya tentang sebuah inovasi menjadi alasan terhadap
sikap ia untuk menentukan sikap menolak atau mengadopsi inovasi itu, namun
informasi cenderung mendorong keterbukaan, dan keterbukaan mendorong sikap
menerima inovasi, serta sikap menerima inovasi mendorong perilaku untuk
memanfaatkan atau menggunakan inovasi itu.
BAB
V11
MASYARAKAT
CYBER
A..Cybercomunity
1.
Masyarakat global dan pembentukan cybercommunity
Community-masyarakat adalah kelompok-kelompok yang
menempati sebuah wilayah (teritorial) tertentu, yang hidup secara relative
lama, saling berkomunikasi, memiliki symbol-simbol dan aturan tertentu serta
system hokum yang mengotrol tindakan anggota masyarakat, memiliki system
stratifikasi, sadar sebagai bagian dari anggota masyarkat tersebut serta
relative dapat menghidupi dirinya sendiri.
Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja
mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu
mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat. Sehigga tanpa
disadari komunitas manusia telah hidup dalam dua kehidupan, yaitu kehidupan
masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunity)
2.Masyarakat maya; sisi lain kehidupan masyarakat
manusia
Pada awalnya masyarakat maya adalah sebuah fantasi
manusia tentang dunia lain yang lebih maju dengan dunia saat ini. Fantasi
tersebut adalah sebuah hiper-realitas manusia tentang nilai, citra dan makna
kehidupan manusia sebagai lambang dari pembebasan manusia terhadap kekuasaan
materi dan alam semesta.
b. Proses
social dan interaksi sosial
Masyarakat maya
membangun dirinya dengan sepenuh nya mengandalkan interaksi social dan proses
social dalam kehidupan kelompok (jaringan) intra dan antasesama anggota
masyarakat maya. Sifat proses social dan interaksi social ini ditentukan oleh
kepentingan mereka dalam dunia maya.
c. Kelompok
social maya
Pada dasarnya
ada 2 model keanggotaan kelompok social maya yaitu kelompok intra dan kelompok
inter.
d. Pranata
dan control social masyarakat maya
Masyarakat maya
memiliki sisitem pranata dan control social yang dibangun bersama atau dibangun
sebagai system proteksi diri, dibangun agar semua kebutuhan dalam masyarakat
maya dapat terlayani dengan baik tanpa saling merugikan.
e. Stratifikasi
social, kekuasaan, dan kepemimpinan masyarakat maya.
Masyarakat maya
mengenal stratifikasi social berdasarkan pada besaran jaringan yang dimiliki.
System kepemimpinan dalam masyarakat maya dibangun berdasarkan kekuasaan dan
kepemilikan terhadap jaringan tertentu.
B. Aplikasi
cyber dalam kehidupan masyarakat.
1. E-government
dan E-commerce; dan varian “E” lainya.
E-government
adalah sebuah konsep yang lebih luas dari E-office. Gagasan E-goverment
sebenarya telah dimulai sejak tersedianya fasilitas e-office dalam dunia
maya,dalam konsep e-office seorang pimpinan sebuah perusahaan dapat melakukan
tugas sehari-hari nya tanpa harus bertatap muka dengan bawahanya karena semua
tugas dapat dilakukan melalui internet yang tersedia.
E-commerce dalam
konsep yang lebih luas telah berkembang dalam banyak bidang komersial,
perbankan dan lain-lain.
Konsep-konsep “E” yang sedang
berkembang di Indonesia mencakup konsep-konsep goverment to government,
government to bussines, goverment to community, bussines to bussines, dll.
2. Cyberlaw
sebagai konsekuensi cybercrime
Berbagai
cybercrime dalam cybercommunity merupakan imitasi terhadap kejahatan yang
selama ini kita temukan di masyarkat, hanya saja kejahatan itu dilakukan
menggunakan prosedur teknologi telematika yang sukar dilihat dengan mata
sesaat.
BAB
VIII
REALITAS
MEDIA DAN KONTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA
A. Diskursus
realitas sosial
Realitas
sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu, baik didalam maupun di
luar realitas tersebut. Realitas sosial memiliki makna, manakala realitas
sosial dikonstuksikan dan di maknakan secara subjektif oleh individu lain
sehingga memantapkan realitas itu secara objektif. Individu mengkontruksi
realitas sosial, dan merekontruksikannya dlam dunia realitas, memantapkan alita
itu berdasarkan subjektivitas individu lain dalam institusi sosialnya.
B. Kontruksi
sosial sebagai ilmu dan filsafat
Istilah
kontruksi sosial atas realitas menjadi terkenal oleh petterl. Berger dan thomas
luckmann melalui bukunya yang berjudul the social construction of reality, a
treatise in the sociological of knowledge. Ia menggambarkan proses sosial melalui
tindakan dan interaksinya, yang mana individu menciptaka terus-menerus suatu
realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Sejauh ini ada
tiga macam konstruktivisme 1. Konstruktivisme radikal 2. Konstruktivisme
realisme hipotesis 3. Konstruktivisme biasa.\
C. Kontruksi
sosial media massa; kritik terhadap berger dan luckman
1. Tahap
kontruksi sosial media massa\
Posisi
kontruksi sosial media massa adalah mengoreksi subtansi kelemahan dan
melengkapi kontruksi sosial atas realitas dengan menempatkan seluruh kelebihan
media massa dan efek media pada keunggulan kontruksi sosial media massa atas
kontruksi sosial atas realitas. Dari konten kontruksi sosial media massa,
proses kelahiran kontruksi sosial media massa, proses kelahiran kontruksi
sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap menyiapkan
materi b. Tahap sebaran kontruksi c. Tahap pembentukan kontruksi dan d. Tahap
konfirmasi.
2. Realitas
media; realitas yang dikonstukrik oleh media massa
Realitas
media adalah relitas yang dikonstruksi oleh media dalam dua model; pertama
adalah model peta analog dan kedua adalah model refleksi realitas. Model-model
itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Model
peta analog
Yaitu model
dimana realitas sosial dikontruksi oleh media berdasarkan sebuah model analogi
sebagaimana suatu realitas itu terjadi secara rasional.
b. Model
refleksi realitas
Yaitu model yang
menreflesikan suatu kehidupan yang terjadi dengan mereflesikan suatu kehidupan
yang pernah terjadi di dalam masyarakat.
D. Realitas
sosial bentukan media massa; iklan televisi
Wacana
simulasi adalah ruang pengetahuan yang dikontruksikan oleh iklan televisi,
dimana manusia mendiami suatu ruang
realitas, dimana perbedaan antara yang nyata dan fantasi atau yang benar dengan yang palsu menjadi sangat
tipis. Para copywriter iklan televisi, kendati mengetahui tidak ada hubungan
antara iklan dengan keterpengaruhan pemirsa terhadap iklan tertentu. Para
copywriter lebih percaya, bahwa iklan-iklan yang besar dengan pencitraan
terhadap produk-produk kapitalisme.
E. Bahasa
sebagai realitas sosial iklan
Sistem
tanda bahasa digunakan secara maksimal dalam iklan televisi iklan televisi yang
umumnya berdurasi dala ukuran detik memanfaatkan sistem tanda untuk memperjelas
makna citra yang dikontruksikan. Iklan televisi menggunakan pesan verbal dan
visual ini untuk mengkontruksikan makna dan pencitraanya.
F. Sumber
nilai acuan kontruksi sosial media massa
Umumnya
nilai yang dikontruksi oleh media massa adalah nilai yang bersumber dari
redaktur dan desk meia massa. Nilai-nilai lain yang menjadi acuan kontruksi
sosial media massa adalah perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.
BAB IX
PARADIGMA KEILMUAN DAN TEORI KOMUNIKASI
A. Basis
sosial dan paradigma teori komunikasi
di indonesia, perkembangan teori komunikasi dan
kajian-kajian media dan komunikasi menunjukan perkembangan yang sangat menonjol
sejak hampr sepuluh tahun terkahir. Desakan dan pergeseran kearah perubahan dan
perkembangan studi-studi komunikasi telah dirasakan sejak rezim soeharto
berkuasa, namun kekuasaan politik lebih kuat dari keinginan masyarakat itu
sendiri, sehingga banyak jatuh korban dan teori-teori komunikasi menjadi
terpasung. Namun setelah habibie berkuasa, kerran media massa dibukakan
lebar-lebar sehingga boming media terjadi sangat dahsyat. Studi-studi
komunikasi berkembang diberbagai perguruan tinggi dengan bebagai prespektif
keilmuan. Dengan jumlah media terutama media televisi, radio dan media cetak
berkembang sangat banyak diberbagai kota.
Perkembangan terakhir dunia komunikasi di indonesia
saat ini dipengaruhi oleh 3 paradigma besar. Pertama paradigma teori
konvensional yaitu paradigma teori yang dianut oleh para ilmuan komunikasi yang
secara keilmuannya mengembangkan teorinya secara linear. Kedua, paradigma
kritis dan perspektif komunikasi, yaitu paradigma komunikasi yang dianut oleh
para sarjana yang awalnya (terutama S1) belum mempelajari teori komunikasi,
kemudian secara serius mempelajari komunikasi secara kritis dan menurut
perspektif komunikasi yang dilihatnya.
Ketiga, paradigma teknologi media.
B. Jenis
pengetahuan dan paradigma lain dalam komunikasi
1. Pandangan
humanistik
Hampir semua
program riset dan penyusunan teori menyertakan beberapa aspek baik pengetahuan
ilmiah maupun pengetahuan humanistik. Menurut Littejohn (1996 : 11), tujuan
humanitas adalah memahami respons subjektif individual. Pakar humanitas
cenderung tidak memisahkan “siapa seseorang” menunjukan “apa yang dilihatnya”
karena penekananya pada respons subjektif.
2. Pandangan
social science
Salah satu pendekatan dalam ilmu
pengetahuan adalah ilmu sosial. Komunikasi mengandung pemahaman bagaimana
manusia beprilaku dalam mencipta, bertukar,dan pengintrepretasikan pesan-pesan.
Akibatnya komunikasi memerlukan gabungan metode keilmuan dan humanistik
(littejohn, 1996 :11).
C. Pendekatan
keilmuan dalam komunikasi
Ada
dua pendekatan dalam keilmuan komunikasi yang selama ini digunakan. Pertama
pendekatan non ilmiah atau un scientific dan kedua adalah pendekatan ilmiah
atau scientific.
1. Pendekatan
unscientific
Dalam sejarah
umat manusia, usaha untuk menjawb dorongan ingin tahu dan mencari kebenaran,
bermula dari pendekatan ini. Sebelum orang mengatakan pendekatan scientific,
pendekatan unscecientific sudah digunakan dalam waktu yang cukup lama.
Pada pendekatan
unscientific umumnya orang menjawab dorongan ingin tahu dan mencari kebenaran,
melalui:
a. Secara
kebetuan\
b. Secara
trial and error
c. Melalui
otorisasi seseorang
d. Wahyu.
2. Pendekatan
scientific
Pendekatan ini
juga disebut sebagai pendekatan kritik-rasional dan scientific research. Ada
dua macam proses yang dapat digunakan untuk menemukan kebenaran. Proses yang
pertama dinamakan berpikir kritis-rasional dan cara yang kedua adalah
penelitian ilmiah. Cara-cara berpikir kritis rasional merupakan cara-cara
perburuan kebenaran melalui pendekatan-pendekatan ilmiah.
D. Jenis
teori komunikasi
1. Jenis-jenis
teori komunikasi
Littejohn
mengatakan berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatan secara umum teori-teori komunikasi dapat
dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok
pertama disebut kelompok teori-teori umum, kelompok kedua adalah kelompok
teori-teori konsektual.
Ada empat jenis
teori dalam kelompok teori-teori umum, namun dimanfaatkan secara efektif dalam
kancah-kancah komunikasi yaitu, 1. Teori-teori fungsional dan struktural 2.
Teori-teori behavioral dan cognitive 3. Teori-teori konvensional dan
interaksional serta 4. Teori-teori kritis dan interpretatif. Sementara itu
kelompok teori-teori kontekstual terdiri dari teori-teori tentang 1. Komunikasi
antarpribadi 2. Komunikasi kelompok 3. Komunikasi organisasi dan 4. Komunikasi
massa.
2. Teori-teori
kontekstual
Berdsarkan
konteks atau tingkat analisinya teori-teori komunikasi secara umum dibagi dalam
5 konteks atau tingkatan sebagai berikut: 1. Komunikasi intra-pribadi 2.
Komunikasi antarpribadi 3. Kelompok
komunikasi 4. Komunikasi oranisasi 5. Komunikasi massa.
BAB
X
PENELITIAN
KOMUNIKASI
A. Proses
dan fokus penelitian komunikas
1. Proses
penelitian
Penelitian
adalah proses ilmiah yang selalu ada dalam kehidupan intelektual manusia berdasarkan
sifat ingin tahu yang ada dalam hidup ilmuan. Dalam memenuhi hasrat tersebut
ada dua cara yang digunakan yaitu pertama dengan menggunakan akal sehat mengacu
kedalam kelaziman-kelaziman dalam kehidupan sehari-hari. Kedua melakukan
kegiatan penelitian yang bersifat ilmiah berdasarkan pada kaidah-kaidah
tertentu dan cara berpikir yang sistematis yang melingkupi keseluruhan proses
penelitian.
Dimana proses
penelitian ilmiah itu meliputi hal-hal berikut ini:
a. Penentuan
masalah dan judul
b. Perumusan
permasalahan penelitian \
c. Penelusuran
teoritikal
d. Penyusunan
desain penelitian
e. Penyusunan
instrumen penelitian
f. Penentuan
sumber data
g. Penentuan
metode pengumpulan data
h. Pengumpulan
data
i.
Mengolah dan menganalisis data
j.
Membahas hasil penelitian
k. Penulisan
laporan penelitian.
2. Fokus
penelitian
Fokus penelitian
komunikasi berhubungan dengan bidang-bidang kajian komunikasi yang berkembang
sampai saat ini, baik kajian mikro komunikasi, yaitu berhubungan dengan kajian
spesifik maupun kajian makro komunikasi, yaitu hubungan dengan kajian
sosiologis, antropologis dan sebagainya.
B.
Pendekatan Penelitian
1.
Pendekatan kualitatif
PENDAHULUAN :
1.
Judul penelitian
2.
Latar belakang masalah
3.
Masalah penelitian
4.
Tujuan penelitian
5.
Tinjauan pustaka/teori dan kesimpulan
teoritik yang digunakan
METODE PENELITIAN
1.
Objek dan informan penelitian
2.
Cara memperoleh sumber data
3.
Metode pengumpulan data
4.
Metode analisis data
5.
Rancangan pembahasan
6.
Rancangan laporan penelitian
2.
Pendekatan kuantitatif
PENDAHULUAN
·
Judul penelitian
·
Latar belakang masalah
·
Masalah penelitian
·
Tujuan penelitian
·
Tinjauan pustaka/teori dan kesimpulan
teoritik yang digunakan
·
Hipotesis (kalau diperlukan)
METODE
PENELITIAN
·
Populasi (sasaran) penelitian
·
Sampel dan teknik sampling
·
Metode pengumpulan data
Metode dan
rancangan analisi data statistik
PEMBAHASAN DAN
LAPORAN PENELITIAN
·
Rancangan analisis data dan pengujian
hipotesis ilmiah
·
Rancangan pembahsan (diskusi) hasil
penelitian
·
Rancangan laporan penelitian
BAB
XI
EFEK
MEDIA MASSA
A. Efek
media yang terencana
Efek media yang
dapat direncanakan bisa terjadi dalam waktu yang pendek atau waktu yang cepat,
tetapi juga bisa terjadi dalam waktu yang lama. Efek media massa yang dapat
direncanakan dan terjadi dalam waktu yang cepat yaitu seperti propaganda,
resposns individu, kampanye media, news learning, pembingkaian berita dan
agenda setting.
B. Efek
media yang tidak terencana
Efek media massa
yang tidak terencana dapat berlangsung dalam dua tipologi yaitu terjadi dalam
waktu cepat dan terjadi dalam waktu yang lama yang terjadi dalam waktu yang
cepat merupakan tindakan reaksional terhadap pemberitaan yang tiba-tiba
mengagetkan masyarakat.
BAB XII
MEDIA MASSA DN MASALAH-MASALAH
SOSIAL
A. Mistisme
dan tahayul
Mistik dan
tahayul seperti yang disajikan di media massa di pahami oleh masyarakat sebagai
mistik dan tahayul dalam konsep masyarakat yaitu sarat dengan suasana
misteri, kengerian, mencekam, horor, dan lain-lain. Kebiasaan menonton tayangan
mistik ini selain merupakan sebuah petualangan batin seseorang juga sebuah
budaya masyarakat yang dilakukan di hampir semua masyarakat.
1. Macam-macam
tayangan mistik dan tahayul
·
Mistik-semi sains, yaitu flim mistik
yang berhubungan dengan fiksi ilmiah. contoh nya manusia harimau, pertunjukkan
dedy corbuzzer, dan lain-lain.
·
Mistik-fiksi, yaitu flim mistik hiburan
yang tidak masuk akal, bersifat fiksi. Contohnya flim kartun Scooby doo.
·
Mistik-horor, yaitu flim mistik yang
lebih banyak mengeksploitasi dunia lain, seperti hubungan dengan jin, dan
lain-lain.
2. Bahaya
tayangan mistik dan tahayul
Bahaya
terbesara dari tayangan misitk dan tahayul adalah pada kerusakan sikap dan
perilaku.
B. Pelecehan
seksual dan pornomedia
1. Berawal
dari wacana seks
Yang
menjadi objek porno selalu tubuh wanita. Ada dua kutub yang mejadi konflik
dalam menilai tubuh perempuan. pertama, kelompok yang memuja tubuh sebagai
objek seks serta merupakan sumber kebahagiaan. Kedua, kelompok yang menuduh
seks sebagai objek maupun subjek dari sumber malapetaka bagi kaum perempuan itu
sendiri.
2. Pergeseran
konsep pornografi
Dalam
wacana porno atau penggambaran tindakan pencabulan (pornografi) kontemporer,
ada beberapa varian pemahaman porno yang dapat di konseptualisasikan, seperti:
o
Pornografi: gambar-gambar perilaku
pencabulan yang lebih banyak menonjolkan tubuh dan alat kelamin manusia.
o
Pornoteks: karya porno yang ditulis
naskah cerita atau berita dalam berbagai versi hubungan seksual, dalam berbagai
bentuk narasi, termasuk pula cerita porno dalam buku-buku komik.
o
Pornosuara: kata-kata dan kalimat yang
di ucapkan secara langsung maupun tidak langsung melakukan rayuan seksual, atau
tentang tuturan objek seksual atau aktivitas seksual.
o
Pornoaksi: penggambaran aksi gerakan,
liukan tbuh yang dapat merangsang, yang di pertontonkan langsung dari seseorang
kepada orang lain.
o
Pornomedia: agenda media tentang porno
dan penggunaan media massa dan telekomunikasi ini untuk menyebarkan porno
tersebut inilah yang dimaksud dengan pornomedia.
3. Pengaruh
pornomedia; kritik terhadap pornografi
Substansi
persoalan adalah pada pornomedia karena apapun tindakan porno yang dilakukan
oleh masyarakat menjadi konteks dalam “kewilayahan domestic” namaun apabila
tindakan porno itu ditayangkan di media massa, menjadi konsumsu public, maka
pornomedia inilah yang sangat berbahaya, karena pornomedia mampu menciptakan
kekuatan konstruksi social media massa itu.
4. Konstruksi
social pornomedia
Ketika media
massa menggunakan pornomedia sebagai objek pemberitaan, maka informasi
pemberitaan porno itu akan sangat terkontruksi sebagai pengetahuan di
masyarakat. Proses kecepatan ini terjadi melalui tiga proses,
yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.
C. Kekerasan
perempuan di media massa
1. Citra
kekerasan perempuan
Seks di masyarakat selalu digambarkan sebagai kekuasaan
laki-laki terhadap perempuan, seks merupakan bagian yang dominan dalam hubungan
laki-laki dan perempuan, serta menempatkan perempuan sebagai sobordinasi,
perempuan selalu menjadi objek dalam media.
2. Kekuasaan
laki-laki atas perempuan
Pemberitaan
media massa juga tidak seimbang antara pemaknaan ruang public laki-laki dan
ruang public perempuan. Ketika media massa menyangkut laki-laki, maka media
massa menyorotinya sebagai ‘pahlawan-pahlawan’ karena masyarkat membutuhkan
mereka. Namun ketika media massa menyorot perempuan, terkesan maknanya hanya
sebagai pelengkap saja.
D. Kekerasan
dan sadisme
Kekerasan media
massa bisa muncul secara fisik maupun verbal bagi media televisi. Bentuk
kekerasan dan sadisme media massa dengan modus yang sama disemua media massa,
yaitu lebih menonjolkan kengerian dan keseraman dimana tujuan pemberitaan itu
sendiri.
E. Pembunuhan
karakter
Mengadili
seseorang melalui media massa merupakan bentuk kekerasan terkadap orang lain.
Sasaran mengadili seseorang melalui media massa adalah pembunuhan karakter
seseorang agar supaya reputasi orang tersebut menjadi hancur.
BAB
XIII
MASA
DEPAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI
A. Agenda
penting
1. Time
and space dan stasiun media bergerak (telapak tangan)
Pada kenyataanya
bahwa perkembangan media penyiaran sedang bergeser dari stasiun tetap ke
stasiun bergerak dalam telapak tangan kita. Teknologi lama tentang stasiun
radio dan televisi mengacu pada sebuah bangun, ruang, dan tempat yang dibatasi
dengan berbagai instalasi canggih dan rumit. Namun saat ini teknologi seluler
yang kita gunakan sedang mengarah ke sebuah stasiun bergerak dalam genggaman
kita dan setiap kejadian dapat kita siarkan dalam waktu itu juga kesiapa saja
yang ingin kita siarkan
2. New
media
Perkembangan
media baru memberikan kontribusi terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan.
Hal ini nantinya berhubungan dengan persoalan-persoalan difusi, inovasi dan
adopsi yang dilakukan oleh masyarakat, dan bagaimana pula media baru pula
mendukung pergerakan pembangunan masyarakat sebagai subjek perubahan
dimasyarakat itu sendiri.
3. Cyber
dan ruang waktu
Masalah-masalah
perkembangan telematika dan dunia cyber menjadi perhatian yang tak
habis-habisnya. Seperti umpamnya, persoalan ruang waktu dan cyber dimana
berdasarkan perkembangan akhir-akhir ini bahwa misteri ruang waktu dan cyber
adalah dua misteri yang sesungguhnya memiliki kaitan satu dengan yang lainnya.
4. Citra
dan kontruksi media sosial
Persoalan citra
dalam kontruksi sosial media massa, sampai saat ini pun belum tuntas dan belum
mampu membuka berbagai misteri keilmuan yang ada. Persoalan citra ini juga
nantinya berhubungan secara timbal balik dengan perkembangan media terutama
media massa sehingga mencakup hampir semua bidang kehidupan.
B. Tenaga
pengajar dan peneliti
Tenaga pengajar
dan peneliti di bidang komunikasi saat ini masih sangat terbatas yang ada di
berbagai perguruan tinggi. Sangat sedikit tenaga pengajar dan peneliti yang
tersedia sehingga menjadi masalah umum dalam dunia pendidikan tinggi, hal itu
disebabkan karena begitu rendah apresiasi masyarakat dan pemerintah terhadap
profesi pengajar dan peneliti.