Jumat, 06 Januari 2017

RESUME BUKU SOSIOLOGI KOMUNIKASI

NAMA : Ibnu Setiawan
NPM : C1021511RB1052
PRODI : ILMU KOMUNIKASI

BAB I
FILSAFAT SOSIOLOGI KOMUNIKASI
A.    Filsafat sosial, sosiologi modern, dan komunikasi
1.      Sebelum yunani kuno (sebelum 600 SM)
Mistik adalah sebuah fenomena fisika yang sebenarnya sudah ditemukan oleh para mistikus pada ribuan tahun yang lalu. Dalam bukunya misticism and the new phisic (2002), mengatakan bahwa dalam hal keterkaitan fenomena fisik alam raya, yang berhubungan dengan manusia dan realitaskehidupan manusia, mistik telah mengetahui ribuan tahun yang lalu ketika sains baru mengetahuinya sekarang.manusia memiliki persoalan besar dengan kesadaran dan bahasanya, kesadaran manusia memiliki persoalan dengan pikiran manusia, dimana dalam fisika modern dikatakan bahwa pikiran manusia memiliki tangan objectif manusia.
Dengan demikian, pengalaman manusia satu dengan manusia lainnya amat berbeda tentang dunia mistiknya. Jadi, dengan demikian persoalan mistik iniadalah seuah rahasia allah yang sebenarnya oleh mistikus sudah dapat diungkapkan sejak ribuan tahun lalu. Akan tetapi dalam sains modern saat ini mistik baru mulai menjadi perdebatan ketika fenomena mistik mulai dapat diungkapkan oleh ilmuan sains modern
Kehidupan manusia sebelum lahirnya peradaban yunani kuno, benar-benar dipengaruhi oleh mistik, sehingga mistikus yang terdiri dari para orang pintar, elite masyarakat, orang kuat adalah pemegang kekuasaan tertinggi dimasyarakat, sebaliknya anggota masyarakat dibelenggu oleh pemikiran-pemikiran mistik yang tidak rasional. Walaupun keadaaan ini berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama, namun dalam masyarakat tersebut dinggap sesuatu yang biasa-biasa saja.

2.      Yunani kuno (600 SM)
Pada periodisasi sekitar 600 SM periode ini di tandai oleh pergeseran pemikiran dari mitos ke logos. Penjelasan-penjelasan mistik yang berdasarkan kepercayaan irasional tentang gejala-gejala alam bergeser pada penjelasan logis yang berdasarkan pada rasio.

3.      Abad pertengahan (300 SM- 1300 M)
Pemikiran abad pertengahan bercirikan teosentris (berpusat pada kebenaran wahyu tuhan). Kebenaran wahyu mereka buktikan tidak berbeda dengan kebenaran yang dihasilkan akal. Kebenaran utama adalah kebenaran teologis yang termaktub dalam wahyu tuhan. Manusia tidak mampu mencapai pengetahuan sejati tanpa iluminasi kebenaran illahi. Dimasa pertengahan ini pertentangan antara wahyu dan akal bahkan semakin menajam dan cenderung mengeras banyak sekali ilmuan yang dieksekusi karena mewar-takan kebenaran ilmiah yang tidak sesuai dengan kebenaran wahyu. Ilmu pengetahuan pun menjadi surut perkembanganya.

4.      Filsafat modern (abad 17-19)
Kurang lebih 10 abad lamanya pemikiran filsuf dan ilmu pengetahuan berdasarkan iman. Kecenderungan ini biasa disebut fideisme, ketaatan buta pada iman.semangat untuk mebebaskan manusia dari keterbelengguan teologis muncul pada masa yang dikenal dengan nama renaisans. Munculnya renaisans tidak bisa dilepaskan begitu saja dari sumbangan para filsuf islam dan menerjemahkan karya-karya klasik yunani kedalam bahasa arab banyak karya-karya ilmiah yang berasal dari dunia islam yang dibawa kebarat untuk dipeljari dan dikembangkan.

5.      Positivisme (abad ke-20)
Pada bagian lain adian (2002: 12) mengatakan pada, pandangan dunia empirisme yang objektif dalam memandangan pengetahuan tersebut mengalami puncaknya pada aliran fisafat yang dikenal dengan nama positivisme. Positivisme mengalami pengaruh yang amat kuat terhadap berbagai disiplin ilmu bahkan sampai dewasa ini. Pengaruh tersebut dikarenakan klaim-klaim yang dikenakan oleh positivisme terhadap ilmu pengetahuan. Klaim kesatuan ilmu. Ilmu-ilmu manusia dan ilmu-ilmu alam berda dibawah payung paradigma yang sama yaitu paradigma positivistik. Klaim kesatuan bahasa.

6.      Alam simbolis
Tahapan filsafat yang terakhir ini merupakan reaksi keras terhadap positivisme terutama pada asumsi kesatuan metode untuk ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu manusia. Metode positivisme mengasumsikan bahwa objek-objek alam maupun manusia bergerak secara deterministik-mekanis. Manusia lebih dari sekedar benda mati yang bergerak-gerak semata-mata berdasarkan stimulan dan respons, rangsangan dan reaksi, sebab dan akibat (behaviourisme).

7.      Posmoderisme
Posmoderisme sesungguhnya merupakan terminologi untuk mewakili suatu penggeseran wacana di berbagai bidang, seperti seni, arsitektur, sosiologi, literatur dan filsafat yang bereaksi keras terhadap wacana modernisme yang terlampau mendewakan rasionalitas sehingga mengeringkan kehidupan dari kekyaan dunia batin manusia.

B.     Sosiologi Modern
Persoalan manusia pada akhirnya diatasi filsafat melalui pendekatan filsafat sosial yang kemudian mampu menjawab persoalan-persoalan: liberalisme, sosialisme, komunlisme dan welfareliberalism, namun untuk menjawab prsoalan-persoalan kemasyarakatan lainnya yang lebih konkret, filsafat sosial mengalami hambatan metodologis. Dengan demikian, manusia membutuhkan ilmu pengetahuan yang menjembatani filsafat dan manusia. Karena itu lahirlah sosiologi sebagai jalan keluar untuk membantu manusia memecahkan persoalan masyarakat.
Orang yang pertama kali menggunakan istilah sosiologi adalah auguste comte (1798-1857). Pikiran –pikiran comte sangat dipengaruhi oleh sains sehingga pandangan ilmiahnya memperkenakan “positivisme” dan “filsafat positif”. Comte mengatakan ada tiga tingkatan intelektual yang harus dilalui oleh kelompok masyarakat, ilmu pengetahuan, individu, atau bahkan pemikiran masyarakat dan dunia sepanjang sejarahnya. Pertama tahap teologis yang menjadi karakteristik dunia sebelum era 1300. dalam tahapan ini sistem gagasan utama menekankan pada keyakinan bahwa kekuatan adikodrati dengan demikian dunia sosial dan alam fisika adalah ciptaan tuhan. Kedua tahap metafisika yang terjadi antara 1300-1800. Era ini ditandai oleh keyakinan bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu, dengan demikian pandangan tehadap ciptaan tuhan mengalami degradasi kekuasaan di hadapan manusia. Ketiga pada tahun 1800 dunia memasuki tahap posotivistik yang ditandai oleh keyakinan terhadap sains.

C.     Lahirnya Sosiologi Komunikasi
Asal mula komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran karl marx, dimana karl marx sendiri adalah masuk sebagai pendiri sosiologi yang beraliran jerman sementara claude henri saint-simon, august comte, dan emile durkheim merupakan nama-nama para ahli sosiologi yang beraliran perancis.
Sejak semula telah menaruh pemikiran pada masalah-masalah yang ada hubungannya dengan interaksi sosial antara seseorang dan orang lainnya. Apa yang disebutkan comte dengan “social dynamic”, “kesadaran kolektif” oleh durkheim, dan “interaksi sosial” oleh maarx serta “ tindakan komunikatif” dan “teori komunikasi” oleh hebermas adalah awal mula lahirnya prespektif sosiologi komunikasi. Dalam komunikasi juga pesoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi.

BAB II
RUANG LINGKUP DAN KONSEPTUALISASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI

a.       Manusia sebagai mahluk sosial
Manusia adalah mahluk ciptaan allah, tuhan yang maha esa dengan struktur dan fungsi yang sangat sempurna bila dibandingkan dengan mahluk tuhan lainnya. Karena itu manusia disebut mahluk yang unik, yang memiliki kemampuan sosial sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Disamping itu manusia dengan akal pikirannya mampu mengembangkan kemampuan spriritual sehingga manusia disamping sebagai mahluk individual, mahluk sosial, juga sebagai mahluk spiritual.
Sehubungn dengan itu, beberapa konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi komuniksai adalah konsep tentang sosiologi, community, communication, telematika merupakan konsep penting yang kemudian melahirkan studi-studi integratif serta terkait satu dengan yang lainnya sehingga melahirkan studi-studi interelasi yang penting untuk dibicarakan disini sekaligus juga sebagai ruang lingkup dalam studi-studi sosiologi komunikasi.

1.      Sosiologi
Kata sosiologi berasal dari sofie, yaitu becocok tanam atau bertaman, kemudian berkembang menjadi socius, dalam bahasa latin yang berarti teman, kawan. Berkembang lagi menjadi kata sosial, artinya berteman, bersama, berserikat. Secara khusus kata sosial maksudnya adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia (Shadily, 1993:1-2)
      Selo soermadjiman dan soeleman soemardi (soekanto, 2003:20) mengatakan bahwa, sosiologi atauilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosisal dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, norma-norma sosial) lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara bebagai segi kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi kehidupan hukum dan segi kehidupan agama, antara segi hukum dengan segi kehidupan ekonomi, dan lain sebagainya.
2.      Community
Selo soemardjan (soekanto, 2003:24) menyatakan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkn kebudayaan. Pengertian manusia yang hidup bersama dalam ilmu sosial tidak mutlak jumlahya, bisa saja dua orang atau lebih. Manusia tersebut hidup bersama dalam waktu relatif lama, dan akhirnya melahirkan manusia-manusia baru yang saling berhubungan stu dengan yang lainnnya. Hubungan manusia itu, kemudian melahirkan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan, penilaian dan sebagainya.
3.      Teknologi Telematika
Istilah teknologi telematika (telekomunikasi, media, dan informatika) bermula dari istilah teknologi informasi (information tecnology atau it). Istilah ini mulai populer di akhir dekade 70-an. Pada masa sebelumnya, teknologi infomasi masih disebut engan istilah teknologi komputer dan pengolahan data elektronik atau PDE (electronic data processing atau EDP).
      Istilah telematika lebih kerah penyebutan kelompok teknologi yang disebut secara bersama-sama, namun sebenarnya. Yang dimaksudnkan adalah teknologi informai yang digunakan di media massa serta teknologi komunikasi yang umumnya digunakan dalam bidang komunikasi lainnya.
4.      Commnuication
Lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan substansi interaksi sosial orang-orang dalam masyarakat temasuk konten interaksi (komunikasi) yang dilakukan secara langsung maupn dengan menggunakan media komunikasi.
5.      Sosiologi Komunikasi
Menurut soejono soekanto (soekanto, 1992: 471), sosiologi komunikasi merupakan kskhususan sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang menimbulkan proses saling pengaruh-mempengaruhi antara para individu, individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Menurut soekanto, sosiologi komunikasi juga ada kaitannya dengan public speaking, yaitu bagaimana cara seseorang bebicara kepada publik.
Secara kohorensif sosiologi komunikasi mempelajari tentang interaksi sosial dengan segala aspek yang berhubungan dengan interaksi tersebut seperti sebagaimana interaksi (komunikasi) itu dilakukan dengan menggunakan media, bagaimana efek media sebagai akibat dari interaksi tersebut, sampai dengan bagaimana perubahan-perubahan sosial dimasyarakat yang didorong oleh efek media berkembang serta konsekuensi sosial macam apa yang ditanggung oleh masyarakat sebagai akibat dari perubahan yang didorong oleh media massa itu.

            Komunikasi didalam masyarakat dibagi dalam 5 jenis:
1.      Komunikasi indivdu dengan individu (komunikasi antarpribadi)
2.      Komunikasi kelompok
3.      Komunikasi organisasi
4.      Komunikasi sosial
5.      Komunikasi massa.
\
Menirut Effendy (2001: 6-9), ikhtisar mengenai lingkup ilmu komunikasi ditinjau dari komponenya, bentuknya, sifatnya, metodenya, tekniknya, modelnya, bidangnya, dan sistemnya.
1.      Komponen komunikasi
a.       Komunikator (communicator)
b.      Pesan (message)
c.       Media (media)
d.      Komunikan (communicant)
2.      Proses komunikasi
a.       Proses secara primer
b.      Proses secara sekunder
3.      Bentuk komunikasi
a.       Komunikasi personal (personal communication)
1)      Komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication)
2)      Komunikasi antarpersonal (interpersonal communication)
b.      Komunikasi kelompok (group communication)
1)      Komunikasi kelompok kecil (small group communication)
2)      Komunikasi kelompok besar (large group communication/public speaking)
c.       Komunikasi massa (media communication)
1)      Surat
2)      Telepon
3)      Pamflet
4)      Poster
5)      Spanduk
6)      Dan lain-lain
4.      Sifat komunikasi\
a.       Tatap muka (face-to-face)
b.      Bermedia (mediated)
c.       Verbal (verbal)
d.      Nonverbal (non-verbal)
5.      Metode komunikasi
a.       Jurnalistk (journalism)
b.      Hubungan masyarakat (public relations)
c.       Periklanan
d.      Pameran
e.       Publisitas
f.       Propaganda
g.      Perang urat saraf
h.      Penerangan
6.      Teknik komunikasi
a.       Komunikasi informatif
b.      Komunikasi persuatif
c.       Komunikasi instruktif
d.      Hubungan manusiawi
7.      Tujuan komunikasi
a.       Perubahn sikap
b.      Perubahan pendapat
c.       Perubahan perilaku
d.      Perubahan sosial
8.      Fungsi komunikasi
a.       Menyampaikan informasi
b.      Mendidik
c.       Menghibur
d.      Memengaruhi
9.      Model komunikasi
a.       Komunikasi satu tahap
b.      Komunikasi dua tahap
c.       Komunikas multitahap
10.  Bidang komunikasi
a.       Komunikasi sosial
b.      Komunikasi manajemen/organisasi
c.       Komunikasi perusahaan
d.      Komunikasi politik
e.       Komunikasi internasional
f.       Komunikasi antarbudaya
g.      Komunikasi pembangunan
h.      Komunikasi lingkungan
i.        Komunikas tradisional.

b.      Ranah, Kompleksitas, dan Objek Sosiologi Komunikasi
1.      Ranah Sosiologi Komunikasi
Ranah sosiologi komunikasi berada pada wilayah individu, kelompok,masyarakat, dan sistem dunia. Dimana ranah ini bersentuhan dengan wilayah lain, seperti tekonologo telematika komunikasi, prosesn dan interaksi sosial, serta budaya kosmopolitan. Ranah sosiologi komunikasi berbeda dengan studi-studi komunikasi dan sosiologi secara keseluruhan, dengan kata lain objek sosiologi komunikasi tidak sama dengan sosiologi secara umum begitu juga dengan komunikasi secara umum.
Hal ini terjadikarena ranah sosiolog komunikasi adalah kajian utama dan terpenting dari kajian sosiologi dan komunikasi itu sendiri, yaitu individu, kelompok, masyarakat dunia, dan segala interaksi.
2.      Kompleksitas Studi Sosiologi Komunikasi
Studi-studi sosiologi komunikasi selain bersifat interdisipliner dan terbuka terhadap sumbangan disiplin ilmu lain, sosiologi komunikais juga memiliki objek kajian yang terbuka luas setiap saat, seirama dengan cepatnya perubahan-perubahan sosial budaya dan teknologi media yang berkembang dimasyarakat beserta semua aspek yang mengikutinya.
Saat ini, arah kendali perkembangan sosiologi komunikasi ditentukan oleh pesatnya perkembangan dunia teknologi komunikasi yang kemudian secara stimulan memengaruhi  ranah-ranah sosial dan budaya di setiap lapisan masyarakat.
3.      Objek Sosiologi Komunikasi
Objek formal dalam studi soiologi komunikasi menekankan pada aspek aktivitas manusia sebagai makhluk sosial yang melakukan aktivitas sosilogis yaitu proses sosial dan komunikasi, aspek ini merupakan aspek dominan dalam kehidupan manusia bersama dengan orang lain. Aspek lainya adalah telematika dan realitaas nya, aspek ini menyangkut persoalan teknologi komunikasi, teknologi media dan berbagai persoalan konvergensi yang ditimbulkannya termasuk realitas maya yang dihasilkan oleh telematika sebagai sebuah ruang publik baru tanpa batas dan memiliki masa depan yang cerah bagi ruang kehidupan.

BAB III
STRUKTUR DAN PROSES SOSIAL

A.    Sruktur  Masyarakat
1.      Kelompok sosial
Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok.
Kelompok sosial adalah kehidupan bersama manusia dalam himpunan atau keatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relatif kecil yang hidup secara guyub. Ada juga beberapa kelompok sosial yang dibentuk secara formal dan memiliki aturan-aturan yang jelas.
Ada empat kelompok sosial yang dapat dibagi berdasarkan struktur masing-masing kelompok tersebut:
a.       Kelompok formal sekunder, Kelompok social yang umumnya bersifat sekunder, bersifat formal, memiliki aturan dan struktur yang tegas, serta dibentuk berdasarkan tujuan-tujuan yang jelas pula.
Kelompok social formal sekunder mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
§  Adanya kesadaran anggota bahwa ia adalah bagian dari kelompok yang bersangkutan.
§  Setiap anggota memilik hubungan timbal balik dengan anggota lainnya dan bersedia melakukan hubungan-hubungan fungsional diantara mereka.
§  Kelompok social ini memiliki struktur yang jelas dan tegas, termasuk juga prosedur suksesi da kaderisasi.
§  Memiliki aturan formal yang mengikat setiap anggota kelompok dalam struktur yang ada termasuk juga mengatur mekanisme struktur dan sebagainya.
§  Anggota dalam kelompok formal sekunder memiliki pola dan pedoman perilaku sebagaimana diatur oleh kelompok
§  Kelompok sosial formal sekunder memiliki (masa) umur hidup yang dikendalikan oleh faktor-faktor internal dan eksternal.
b.      Kelompok formal primer, kelompok social yang umumnya bersifat formal namun keberadaanya bersifat primer. Kelompok ini tidak memiliki aturan yang jelas, walaupun tidak dijalankan secara tegas.
Kelompok formal primer memiliki sifat-sifat yang dimiliki oleh kelompok formal sekunder, seperti:
Setiap anggota sadar menjadi bagian dari anggota kelompok itu, memiliki kesadaran bersama bahwa ia bagian dari kelompok yang bersangkutan.
Setiap anggota memiliki hubungan timbale balik dengan anggota lainnya yang terjadi secara intensif dan bersedia melakukan hubungan-hubugan fugsional diantara mereka berdasarkan pendekatan da kepentingan diantara mereka.
c.       Kelompok informal sekunder, kelompok social yang umumnya informal namun keberadaanya bersifat sekunder, kelompok ini bersifat tidak mengikat, tidak memiliki aturan, dan struktur yang tegas serta dibentuk berdasarkan sesaat da tidak mengikat.
d.      Kelompok informal primer, kelompok social yang terjadi akibat meleburnya sifat-sifat kelompok social formal-primer atau disebabkan karena pembentukan sifat-sifat diluar kelompok formal-primer yang tidak dapat ditampung oleh kelompok formal-primer.

2.      Lembaga (pranata) sosial
Lembaga (pranata) sosial adalah sekumpulan tata aturan yang mengatur interaksi dan proses-proses social di dalam masyarakat. Lembaga social memungkinkan setiap struktur dan fungsi serta setiap-setiap harapan anggota dalam masyarakat dapat berjalan dan memenuhi harapan sebagaimana yang disepakati bersama. Dengan kata lain lembaga social digunakan untuk menciptakan ketertiban (order).
Wujud kongkret dari pranata sosial adalah aturan, norma, adapt istiadat, dan semacamnya yang mengatur kebutuhan masyarakat dan telah terinternalisasi dalam kehidupan manusia, dengan kata lain pranata sosial adalah sistem norma yang telah melembaga atau menjadi kelembagaan disuatu masyarakat. Misalnya, kebutuhan orang terhadap penyembuhan penyakit,menghasilkan kedokteran, perdukunan, penyembuhan alternatif.

3.      Stratifikasi social (Social stratification)
Stratifikasi atau strata social adalah struktur social yang berlapis-lapis didalam masyarkat. Lapisan sosial menujukkan bahwa masyarakat memiliki strata, mulai dari yang terendah dan yang paling tinggi. Lahirnya strata social ini Karena kebutuhan masyarakat terhadap system produksi yang dihasilkan oleh masyarakat disetiap strata, dimana system produksi itu mendukung secara fungsional masing-masing strata.
Secara umum, strata social dimasyarkat melahirkan kelas-kelas social yang terdiri dari tiga tingkatan, yaitu atas (Upper Class), menengah (Middle Class), dan bawah (Lower Class). Kelas atas mewakili kelompok elite dimasyarakat yang jumlahnya sangat terbatas. Kelas menengah mewakili kelompok prefesional, kelompok pekerja, wiraswastawan, pedagang dan kelompok fungsional lainya. Sedangakan kelas bawah mewakili kelompok pekerja kasar, buruh harian, buruh lepas, dan semacamnya.
Dasar pembentukan kelas social adalah: (a) ukuran kekayaan (b) ukuran kepercayaan (c) besaran kekuasaan (d) ukuran kohormatan (e) ukuran ilmu pengetahuan dan pendidikan.

4.      Mobilitas social (Sosial mobility)
Menurut Horton dan Hunt (Narwoko Dan Suryanto, 2004:188), mobilitas social dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas social ke kelas social lainya. Mobilitas bisa berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status social dan (biasanya) termasuk pula segi penghasilan yang dapat di alami oleh beberapa individu atau oleh kesekuruhan anggota kelompok.
Contoh, pak hartono yang dulunya menjadi direktur sekarang turun jabatan menjadi staf biasa, dan contoh ini termasuk sebuah cerita seseorang yang mengalami turun kelas social.
Dengan demikian, secara umum ada tiga jenis mobilitas social, yaitu gerak social yang meningkat (social climbing), gerak social menurun (social sinking), dan gerak social horizontal.

5.      Kebudayaan
Kebudayaan (culture) adalah produk dari seluruh rangkaian prosese social yang dijalankan oleh manusia dalam masyarakat dengan segala aktivitasnya. Dengan demikian, maka kebudayaan adalah hasil nyata dari sebuah proses social yang dijalankan oleh manusia bersama masyarakat.
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhaya yang merupakan kata jamak dari buddhi yag berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal” (Koentjaingrat, 1979:195)
Kebudayaan universal memiliki unsur-unsur penting lain yang lebih luas, yakni sebagai berikut:
o   Sistem teknologi
o   System mata pencaharian hidup (system_ekonomi produksi)
o   Sisitem social
o   System bahasa
o   System kesenian
o   System ilmu pengetahuan
o   System religi
o   System pertahanan dan kekuasaan
o   System pendidikan
o   System kesehatan
o   Sistem pertahanan (kekuatan).

B.     Proses dan interaksi social 
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan yang dinamis menyangkunt hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antar orang perorangan dengan kelompok manusia. Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.
1.      Kontak sosial
Menurut Soeryono Soekanto (2002:65), kontak sosial berasal dari bahasa latincon atau cun (bersama-sama) dan tango (menyentuh), jadi, artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Secara fisik kontak sosial baru terjadi apabila adanya hunungan fisikal, sebagai gejala sosial hal itu bukan semata-mata hubungan badaniah, karena hubungan sosial terjadi tidak saja secara menyentuh seseorang, namun orang dapat berhubungan dengan orang lain tanpa harus menyentuhnya. Misalnya kontak sosial sudah terjadi ketika seseorang sudah berbicara dengan orang lain, bahkan kontak sosial juga dilakukan dengan menggunakan teknologi, seperti melalui telpon, telegram, radio, surat, televise, dll.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam lima bentuk, yaitu:
a.       Dalam bentuk prosese sosialisasi yang berlangsung antara pribadi orang per orang. Proses sosialisasi ini memungkinkan seseorang mempelajari norma-norma yang terjadi di masyarakatnya.
b.      Antara orang per orang dengan suatu kelompok masyarakat atau sebaliknya.
c.       Atara kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainya dalam sebuah komunitas.
d.      Antara oarng per orang dengan masyarakat global di dunia internasional.
e.       Antara orang per orang, kelompok, masyarakat dan dunia global, dimana kontak social terjadi secara simultan di atara mereka.

2.      Komunikasi
Sosiologi menjelaskan komunikasi sebagai sebuah proses memaknai yang dilakukan oleh seseorang. Contoh, seorang pria memberikan bungah kepada seorang gadis. Pemberian bungah tersebut bisa di tafsirkan sebagai rasa cinta, persahabatan, perdamaian, dll.
Dalam komunikasi ada tiga unsur penting yang selalu hadir dalam setiap komunikasi, yaitu sumber informasi (source), saluran (media), dan penerima informasi (audience).

C.     Proses-proses interaksi social
1.      Proses asosiatif
Proses asosiatif adalah proses yang terjadi saling pengertian dan kerja sama timbal balik antara orang per orang atau kelompok satu dengan yang lainnya, dimana proses ini menghasilkan pencapaian-pencapaian tujuan bersama.
a.       Kerja sama (cooperation), adalah usaha bersama antara individu atau kelompok unutk mencapai satu atau tujuan bersama. Ada beberapa bentukcooperation, yaitu:
1)      Gotong royong dan kerja bakti, adalah sebuah proses cooperationyang terjadi di pedesaan, dimana proses ini menghasilkan aktivitas tolong menolong.
2)      Bargaining, adalah proses cooperation dalam bentuk perjanjian pertukaran kepentingan, kekuasaan, barang maupun jasa antara dua organisasi atau lebih yang terjadi di bidang politik, budaya, ekonomi, hukum, maupun militer.
3)      Co-optation, adalah proses cooperation yang terjadi di antara individu dan kelompok yang terlibat dalam sebuah oraganisasi atau Negara dimana terjadi proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk menciptakan stabilitas. Jadi, apabila pemimipin berusaha memasukkan sebuah program dalam kegiatan organisasi dimana pada awalnya program itu memiliki resistensi dari bawahan, namun kemudian bawahan dikonstruksi untuk mendukung program itu dan ternyata bawahan bersedia demi keberlangsungan organisasi, maka proses kerja sama ini disebut dengan co-optation.
4)      Coalition, adalah dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama kemudian melakukan kerja sama satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan tersebut.
5)      Joint-venture, adalah kerja sama dua atau lebih organisasi perusahaan di bidang bisnis untuk mengerjakan proyek-proyek tertentu.
b.      Accomodation, adalah proses sosial dengan dua makna, pertama adalah proses sosial yang menunujkkan pada suatu kedaan yang seimbang (equilibrium) dalam interaksi social antara individu dan antarkelompok di dalam masyarakat.
Bentuk-bentuk Accomadation adalah sebagai berikut:
a.       Coersion, yaitu bentuk accomodation yang terjadi karena adanya paksaa maupun kekerasan secara fisik atau atau psikologis.
b.      Compromise, yaitu bentuk akomodasi yang dicapai karena masing-masing pihak yang terlibat dalam proses ini saling mengurangi tuntutanya agar tercapai penyelesaian oleh pihak ketiga atau badan yang kedudukannya lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertentangan.
c.       Mediation, yaitu accomadition yang dilakukan melalui penyelesaian oleh pihak ketiga yang netral.
d.      Conciliation, yaitu bentuk accomodation yag terjadi melalui usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih.
e.       Toleration, yaitu bentuk accomodition secara tidak formal dan dikarenakan adanya pihak-pihak yang mencoba untuk menghindari diri dari pertikaian.
f.       Stalemate, yaitu pencapaian accomodation dimana pihak-pihak yang bertikai dan mempunyai kekuatan yang sama berhenti pada satu titik tertetu dan masing-masing di antara mereka menahan diri.
g.      Adjudication, yaitu dimana berbagain usaha accomodition yang dilakukan mengalami jalan buntu sehingga penyelesaianya menggunakan jalan pengadilan.
h.      Accomodation berlanjut dengan proses berikutnya yaitu asimilasi, yaitu suatu proses pencampuran dua atau lebih budaya yang berbeda sebagai akibat dari proses social, kemudian menghasilkan budaya tersendiri yang berbeda dengan budaya asalnya.

2.      Proses disosiatif
Proses disosiatif merupakan proses perlawanan (oposisi) yang dilakukan oleh individu-individu dan kelompok dalam proses social diantara mereka pada suatu masyarakat. Bentuk-bentuk proses disosiatif adalah persaingan, kompetisi dan konflik.


BAB IV
PROSES KOMUNIKASI DALAM MASYARAKAT

A.     Komunikasi langsung
 Pada komunikasi langsung (tatap muka) baik antara individu dengan individu, atau individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok, kelompok dengan masyarakat, maka pengaruh hubungan individu (interpersonal) termasuk didalam pemahaman komunikasi ini.
 Persyaratan yang harus ada dalam komunikasi tatap muka adalah antara komunikator dengan komunikannya harus langsung bertemu dan prosesnya dipengaruhui oleh emosi, perasaan diantara kedua pihak.
B.     Komunikasi massa
 Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.
Unsur-unsur penting dalam komunikasi massa, yaitu:
·         Komunikator
·         Media massa
·         Informasi (pesan) massa
·         Gatekeeper
·         Khalayak (public)
·         Umpan balik

1.      Konsep massa
Massa memiliki unsur-unsur penting:
Terdiri dari masyarakat dalam jumlah yang besar
Jumlah massa yang besar menyebabkan massa tidak bisa dibedakan satu dengan yang lainnya. Sebagaian besar anggota massa memiliki negative image terhadapa pemberitaan media massa. Massa senantiasa mencurigai pemberitaan media massa sebagai sesuatu yang benar, bahkan untuk hal-hal tertentu cenderung skeptis dan berfikir negatif.
Karena jumlah yang besar, maka massa juga sukar diorganisir, jumlah massa yang besar itu maka massa cenderung bergerak sendiri-sendiri. Kemudian massa merupakan refleksi dari kehidupan social secara luas.
2.      Proses komunikasi massa.
Proses komunikasi massa terlihat berproses dalam bentuk:
Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Sekali siaran, pemberitaan yang disebarkan dalam jumlah yang luas dan diterima oleh massa pula. Proses komuniksi juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan.
Proses komunikasi berlangsung secara asimetris diantara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi diantara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara. proses komunikasi juga berlangsung impersonal (non pribadi) dan tanpa nama. proses komuikasi juga berlangsung berdsarakan pada hubungan-hubugan kebutuhan (market) dimasyarakat. Seperti televisi dan radio melakukan penyiaran karena adanya kebutuhan masyarakat tentang pemberitaan-pemberitaan
3.      Audiensi massa
            Sifat dari audiensi massa umpamanya:
Terdiri daru jumlah yang besar, misalnya pendengar radio, televisi, dll.
Suatu pemberitaan media massa dapat ditangkap oleh masyarakat dari bebagai tempat sehingga sifat audien massa juga ada tersebar dimana-mana. Pada mulanya audiensi massa tidak interaktif, artinya antara media massa dan pendengar atau pemirsanya tidak saling berhubungan, namun konsep ini sudah mulai di tinggal karena audien massa dan media massa dapt berinteraksi satu dengan yang lainnya melalui komunikasi telepon. Terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang sangat heterogen. Tidak terorganisir dan bergerak sendiri.
4.      Budaya massa
            Budaya massa dalam komunikasi massa memiliki karakter:
Nontradisional, yaitu umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya popular. Acar-acara infotaiment seperti AFI, KDI, dll.
Budaya massa juga bersifat merakyat.
Budaya massa juga memproduksi produk-produk massa seperti umpamanya infotaiment adalah produk pemberitaan yang diperuntukkan kepada massa secara luas. Budaya massa sangat berhubungan dengan budaya populer sebagai sumber budaya massa.
5.       Fungsi komunikasi massa
Fungsi pengawasan, pengawasan dan control untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti pemberitaan bahaya narkoba, dll. Fungi social learning, fungsi utama melakukan guiding dan pendidikan social kepada seluruh masyarakat. Fungsi penyampaian informasi, menjadi proses penyampaian informasi tehadap masyarakat luas.
Fungsi transformasi budaya, menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa. Hiburan, fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan.
6.       Komunikasi massa sebagai system sosial.
 Kata system berasal dari bahasa yunani, yaitu systema. Artinya sehimpunan dari bagian atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan.
Komunikasi massa sebagai sisitem sosila memiliki komponen-komponen penying, yaitu:
·         Nara sumber sebagai sumber-sumber informasi bagi media massa
·         Public yang mengomsumsi media massa
·         Aturan hukum dan perundang-undangan, norma-norma dan nilai-nilai serta kode etik.
·         Institusi samping yang tumbuh untuk memberi konstribusi terhadap kegiatan komunikasi massa, seperti percetekan, dll.
·         Pihak-pihak yang mengendalikan berlangsungnya komunikasi massa.

C.     Peran media massa
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan:
·         Sebagai institusi pencerahan masyarakat yaitu perannya sebagai media edukasi.
·         Media massa juga menjadi media informasi.
·         Media massa sebagai media hiburan.

BAB V
PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA

A.    Perubahan sosial
Perubahan sosial adalah proses sosial yang di alami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya dan sistem sosial yang baru.
Perubahan sosial terjadi ketika ada ketersediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur-unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan unsur-unsur budaya dan sistem sosial yang baru
Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek-aspek sebagai berikut, yaitu: perubahan pola pikir masyarakat, perubahan prilaku nasyarakat, perubahan budaya materi.
            Beberapa tahapan transisi sosiologis :
a.       Fase primitif, yaitu dimana manusia hidup secara terisolir dan berpindah-pindah disesuaikan dengan lingkungan alam dan sumber makanan yang tersedia.
b.      Fase agrokultural, yaitu ketika alam mulai tidak lagi mampu memberi dukungan terhadap manusia.
c.       Fase tradisional, yaitu masyarakat menjalani hidup secara menetap disuatu tempat yang dianggap strategis untuk penyediaan berbagai kebutuhan hidup masyarakat.
d.      Fase transisi, yaitu kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan hampir tidak ditemukan lagi dalam skala luas, transportasi sudah lancer, dll.
e.       Fase modern, yaitu ditandai dengan peningkatan kualitas perubahan social yang lebih jelas meninggalkan fase transisi.
f.       Fase postmodern, yaitu sebuah fase perkembangan masyarakat yang pertama-tama dikenal di Amerika serikat pada akhir tahun 1980-an. Masyarakat postmodern adalah masyarakat modern dengan kelebihan-kelebihan tertentu dimana kelebihan-kelebihan itu menciptakan pola sikap dan prilaku serta pandangan-pandangan mereka terhadap diri dan lingkungan social yang berbeda dengan masyarakat modern atau masyarakat sebelum itu.

B.     Budaya massa dan budaya populer
Sehubugan dengan makna komunikasi terutama komunikasi massa, makna kata massa mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk, yang komponen-komponenya sulit dibedakan satu dengan yang lainnya.
Secara umum pengerrtian massa ditandai dengan:
a.       Kurang memiliki kesadaran diri
b.      Kurang memiliki identitas diri
c.       Tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan tertentu
d.      Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula.
Media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan yang lainnya dengan melalui produk media massa yang dihasilkan.
Di sisi lain, media juga sering menyajikan berita, film, dan informasi lain dari berbagai Negara sebagai upaya media memberikan pilihan yag memuaskan bagi khalayak nya. Produk media baik yang berupa berita berita, program keluarga, kuis, film dan sebagainya, disebut sebagai upaya massa yaitu karya budaya.
Budaya massa dibentuk disebabkan:
a.       Tuntutan industri terhadap pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo singkat.
b.      Karena massa budaya cenderung “latah” menyulap atau meniru segala sesuatu yang sedang naik daun atau laris.
Budaya populer juga menjadi bagian dari budaya elite dalam masyarakat tertentu. Sejauh itu pula budaya populer dipertanyakan konsepnya yang konkret, serta pengaruhnya yang lebih dirasakan seperti umpamanya apa perbedaan antara modernisasi dan posmedernisasi. Budaya populer itu lebih banyak mempertontonkan sisi hiburan, yang kemudian mengesankan lebih konsumtif.

BAB VI
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA DAN KOMUNIKASI MASSA

A. Perkembangan Teknologi Media
1.      Riwayat Komunikasi dan Sejarah Kemanusiaan
Riwayat perkembangan komunikasi antarmanusia adalah sama dengan sejarah kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Nordenstreng dan Varis (1973) dalam (Nasution, 1989:15), ada empat titik penentu yang utama dalam sejarah komunikasi manusia, yaitu:
1)      Ditemukannya bahasa sebagai alat interaksi tercanggih manusia
2)      Berkembangnya seni tulisan dan berkembangnya kemampuan bicara manusia menggunakan bahasa
3)      Berkembangnya kemampuan reproduksi kata-kata tertulis denagn menggunakan alat pencetak.
4)      Lahirnya komunikasi elektronik, mulai dari telegraf, telepon, radio, hingga satelit.
Berkembangnya keempat titik penentu dalam sejarah komunikasi merupakan puncak prestasi peradaban umat manusia, menggunguli siapa pun mahluk tuhan di alam jagat raya ini.
2.      Perkembangan komunikasi dan teknologi komunikasi
Perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi didalam lingkungan sosioteknologi.Kelima komponen itu berinteraksi dalam proses social, satu dan yang lainya saling berinteraksi dan mempengaruhui dimana setiap komponen memiliki visi masing-masing yang saling bersinergi serta menghasilkan output proses social sebagaimana diharapkan oloeh seluruh stakeholder sosioteknologi.
Lahirnya era komunikatif interaktif ditandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telpo, radio, computer, dan televise menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut dengan internet.
a.       Media komunikasi antarpribadi
perkembangan awal pada media komuikasi antarpribadi dengan enam media:
·         Suara
·         Grafik
·         Teks
·         Musik
·         Animasi
·         Video
b.      .Media penyimpanan
Jenis-jenis media penyimpanan adalah:
·         Buku dan kertas
·         Kamera
·         Alat perekam kaset
·         Kamera flim proyektor
·         Pita perekam video
·         Flash disk
c.       Media transmisi
·         Komunikasi, seperti telegraf, telepon, dll.
·         Penyiaran, seperti teriakan, papan pengumuman,radio, surat kabar, dll.
·         Jaringan, seperti internet,dll.
3.      Empat era perkembangan komputerisasi
a.       Era komputerisasi
b.      Era teknologi informasi
c.       Era sistem informasi
d.      Era globalisasi
4.      Media massa depan dan platform teknologi komunikasi
Teknologi komunikasi membutuhkan platform pengembangan yang jelas dimasa depan. Perkembangan teknologi telematika berada pada situasi anomi, dimana tidak ada platform yang jelas arah pengembanganya. Hal ini disebabkan karena setiap Negara berlomba-lomba mengembangkan teknologi telematika sesuai dengan pasar nasional maupun internasional.




B.     Adopsi inovasi dan sikap masyarakat terhadap media.
Inovasi berkaitan dengan gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang dan masyarakat nya. Konsep baru ini terbentang antara konsep pengenalan, persuasi dan keputusan menggunakannya (adopsi).
Difusi inovasi juga berhubungan dengan rentang waktu yang berlalu selama difusi inovasi berlangsung. Rentang waktu itu berlangsung dari pengguna pertama sampai dengan pengguna terakhir.
Keterbukaan masyarakat terhadap sebuah inovasi memungkinkan ia mengadopsi inovasi teknologi telematika. Informasi sebelumnya tentang sebuah inovasi menjadi alasan terhadap sikap ia untuk menentukan sikap menolak atau mengadopsi inovasi itu, namun informasi cenderung mendorong keterbukaan, dan keterbukaan mendorong sikap menerima inovasi, serta sikap menerima inovasi mendorong perilaku untuk memanfaatkan atau menggunakan inovasi itu.

BAB V11
MASYARAKAT CYBER

A..Cybercomunity
1. Masyarakat global dan pembentukan cybercommunity
Community-masyarakat adalah kelompok-kelompok yang menempati sebuah wilayah (teritorial) tertentu, yang hidup secara relative lama, saling berkomunikasi, memiliki symbol-simbol dan aturan tertentu serta system hokum yang mengotrol tindakan anggota masyarakat, memiliki system stratifikasi, sadar sebagai bagian dari anggota masyarkat tersebut serta relative dapat menghidupi dirinya sendiri.
Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat. Sehigga tanpa disadari komunitas manusia telah hidup dalam dua kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunity)
2.Masyarakat maya; sisi lain kehidupan masyarakat manusia
Pada awalnya masyarakat maya adalah sebuah fantasi manusia tentang dunia lain yang lebih maju dengan dunia saat ini. Fantasi tersebut adalah sebuah hiper-realitas manusia tentang nilai, citra dan makna kehidupan manusia sebagai lambang dari pembebasan manusia terhadap kekuasaan materi dan alam semesta.
b.      Proses social dan interaksi sosial
Masyarakat maya membangun dirinya dengan sepenuh nya mengandalkan interaksi social dan proses social dalam kehidupan kelompok (jaringan) intra dan antasesama anggota masyarakat maya. Sifat proses social dan interaksi social ini ditentukan oleh kepentingan mereka dalam dunia maya.
c.       Kelompok social maya
Pada dasarnya ada 2 model keanggotaan kelompok social maya yaitu kelompok intra dan kelompok inter.
d.      Pranata dan control social masyarakat maya
Masyarakat maya memiliki sisitem pranata dan control social yang dibangun bersama atau dibangun sebagai system proteksi diri, dibangun agar semua kebutuhan dalam masyarakat maya dapat terlayani dengan baik tanpa saling merugikan.
e.       Stratifikasi social, kekuasaan, dan kepemimpinan masyarakat maya.
Masyarakat maya mengenal stratifikasi social berdasarkan pada besaran jaringan yang dimiliki. System kepemimpinan dalam masyarakat maya dibangun berdasarkan kekuasaan dan kepemilikan terhadap jaringan tertentu.
B.     Aplikasi cyber dalam kehidupan masyarakat.
1.      E-government dan E-commerce; dan varian “E” lainya.
E-government adalah sebuah konsep yang lebih luas dari E-office. Gagasan E-goverment sebenarya telah dimulai sejak tersedianya fasilitas e-office dalam dunia maya,dalam konsep e-office seorang pimpinan sebuah perusahaan dapat melakukan tugas sehari-hari nya tanpa harus bertatap muka dengan bawahanya karena semua tugas dapat dilakukan melalui internet yang tersedia.
E-commerce dalam konsep yang lebih luas telah berkembang dalam banyak bidang komersial, perbankan dan lain-lain.
Konsep-konsep “E” yang sedang berkembang di Indonesia mencakup konsep-konsep goverment to government, government to bussines, goverment to community, bussines to bussines, dll.
2.      Cyberlaw sebagai konsekuensi cybercrime
Berbagai cybercrime dalam cybercommunity merupakan imitasi terhadap kejahatan yang selama ini kita temukan di masyarkat, hanya saja kejahatan itu dilakukan menggunakan prosedur teknologi telematika yang sukar dilihat dengan mata sesaat.

BAB VIII
REALITAS MEDIA DAN KONTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA

A.    Diskursus realitas sosial
Realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu, baik didalam maupun di luar realitas tersebut. Realitas sosial memiliki makna, manakala realitas sosial dikonstuksikan dan di maknakan secara subjektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu secara objektif. Individu mengkontruksi realitas sosial, dan merekontruksikannya dlam dunia realitas, memantapkan alita itu berdasarkan subjektivitas individu lain dalam institusi sosialnya.
B.     Kontruksi sosial sebagai ilmu dan filsafat
Istilah kontruksi sosial atas realitas menjadi terkenal oleh petterl. Berger dan thomas luckmann melalui bukunya yang berjudul the social construction of reality, a treatise in the sociological of knowledge. Ia menggambarkan proses sosial melalui tindakan dan interaksinya, yang mana individu menciptaka terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif. Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme 1. Konstruktivisme radikal 2. Konstruktivisme realisme hipotesis 3. Konstruktivisme biasa.\
C.     Kontruksi sosial media massa; kritik terhadap berger dan luckman
1.      Tahap kontruksi sosial media massa\
Posisi kontruksi sosial media massa adalah mengoreksi subtansi kelemahan dan melengkapi kontruksi sosial atas realitas dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada keunggulan kontruksi sosial media massa atas kontruksi sosial atas realitas. Dari konten kontruksi sosial media massa, proses kelahiran kontruksi sosial media massa, proses kelahiran kontruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap menyiapkan materi b. Tahap sebaran kontruksi c. Tahap pembentukan kontruksi dan d. Tahap konfirmasi.
2.      Realitas media; realitas yang dikonstukrik oleh media massa
Realitas media adalah relitas yang dikonstruksi oleh media dalam dua model; pertama adalah model peta analog dan kedua adalah model refleksi realitas. Model-model itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.       Model peta analog
Yaitu model dimana realitas sosial dikontruksi oleh media berdasarkan sebuah model analogi sebagaimana suatu realitas itu terjadi secara rasional.
b.      Model refleksi realitas
Yaitu model yang menreflesikan suatu kehidupan yang terjadi dengan mereflesikan suatu kehidupan yang pernah terjadi di dalam masyarakat.
D.    Realitas sosial bentukan media massa; iklan televisi
Wacana simulasi adalah ruang pengetahuan yang dikontruksikan oleh iklan televisi, dimana  manusia mendiami suatu ruang realitas, dimana perbedaan antara yang nyata dan fantasi  atau yang benar dengan yang palsu menjadi sangat tipis. Para copywriter iklan televisi, kendati mengetahui tidak ada hubungan antara iklan dengan keterpengaruhan pemirsa terhadap iklan tertentu. Para copywriter lebih percaya, bahwa iklan-iklan yang besar dengan pencitraan terhadap produk-produk kapitalisme.
E.     Bahasa sebagai realitas sosial iklan
Sistem tanda bahasa digunakan secara maksimal dalam iklan televisi iklan televisi yang umumnya berdurasi dala ukuran detik memanfaatkan sistem tanda untuk memperjelas makna citra yang dikontruksikan. Iklan televisi menggunakan pesan verbal dan visual ini untuk mengkontruksikan makna dan pencitraanya.
F.      Sumber nilai acuan kontruksi sosial media massa
Umumnya nilai yang dikontruksi oleh media massa adalah nilai yang bersumber dari redaktur dan desk meia massa. Nilai-nilai lain yang menjadi acuan kontruksi sosial media massa adalah perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.

BAB IX
PARADIGMA KEILMUAN  DAN TEORI KOMUNIKASI
A.    Basis sosial dan paradigma teori komunikasi
di indonesia, perkembangan teori komunikasi dan kajian-kajian media dan komunikasi menunjukan perkembangan yang sangat menonjol sejak hampr sepuluh tahun terkahir. Desakan dan pergeseran kearah perubahan dan perkembangan studi-studi komunikasi telah dirasakan sejak rezim soeharto berkuasa, namun kekuasaan politik lebih kuat dari keinginan masyarakat itu sendiri, sehingga banyak jatuh korban dan teori-teori komunikasi menjadi terpasung. Namun setelah habibie berkuasa, kerran media massa dibukakan lebar-lebar sehingga boming media terjadi sangat dahsyat. Studi-studi komunikasi berkembang diberbagai perguruan tinggi dengan bebagai prespektif keilmuan. Dengan jumlah media terutama media televisi, radio dan media cetak berkembang sangat banyak diberbagai kota.
Perkembangan terakhir dunia komunikasi di indonesia saat ini dipengaruhi oleh 3 paradigma besar. Pertama paradigma teori konvensional yaitu paradigma teori yang dianut oleh para ilmuan komunikasi yang secara keilmuannya mengembangkan teorinya secara linear. Kedua, paradigma kritis dan perspektif komunikasi, yaitu paradigma komunikasi yang dianut oleh para sarjana yang awalnya (terutama S1) belum mempelajari teori komunikasi, kemudian secara serius mempelajari komunikasi secara kritis dan menurut perspektif  komunikasi yang dilihatnya. Ketiga, paradigma teknologi media.

B.     Jenis pengetahuan dan paradigma lain dalam komunikasi
1.      Pandangan humanistik
Hampir semua program riset dan penyusunan teori menyertakan beberapa aspek baik pengetahuan ilmiah maupun pengetahuan humanistik. Menurut Littejohn (1996 : 11), tujuan humanitas adalah memahami respons subjektif individual. Pakar humanitas cenderung tidak memisahkan “siapa seseorang” menunjukan “apa yang dilihatnya” karena penekananya pada respons subjektif.
2.      Pandangan social science
Salah satu pendekatan dalam ilmu pengetahuan adalah ilmu sosial. Komunikasi mengandung pemahaman bagaimana manusia beprilaku dalam mencipta, bertukar,dan pengintrepretasikan pesan-pesan. Akibatnya komunikasi memerlukan gabungan metode keilmuan dan humanistik (littejohn, 1996 :11).
C.     Pendekatan keilmuan dalam komunikasi
Ada dua pendekatan dalam keilmuan komunikasi yang selama ini digunakan. Pertama pendekatan non ilmiah atau un scientific dan kedua adalah pendekatan ilmiah atau scientific.
1.      Pendekatan unscientific
Dalam sejarah umat manusia, usaha untuk menjawb dorongan ingin tahu dan mencari kebenaran, bermula dari pendekatan ini. Sebelum orang mengatakan pendekatan scientific, pendekatan unscecientific sudah digunakan dalam waktu yang cukup lama.
Pada pendekatan unscientific umumnya orang menjawab dorongan ingin tahu dan mencari kebenaran, melalui:
a.       Secara kebetuan\
b.      Secara trial and error
c.       Melalui otorisasi seseorang
d.      Wahyu.
2.      Pendekatan scientific
Pendekatan ini juga disebut sebagai pendekatan kritik-rasional dan scientific research. Ada dua macam proses yang dapat digunakan untuk menemukan kebenaran. Proses yang pertama dinamakan berpikir kritis-rasional dan cara yang kedua adalah penelitian ilmiah. Cara-cara berpikir kritis rasional merupakan cara-cara perburuan kebenaran melalui pendekatan-pendekatan ilmiah.
D.    Jenis teori komunikasi
1.      Jenis-jenis teori komunikasi
Littejohn mengatakan berdasarkan metode penjelasan serta cakupan objek pengamatan  secara umum teori-teori komunikasi dapat dibagi dalam 2  kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok teori-teori umum, kelompok kedua adalah kelompok teori-teori konsektual.
Ada empat jenis teori dalam kelompok teori-teori umum, namun dimanfaatkan secara efektif dalam kancah-kancah komunikasi yaitu, 1. Teori-teori fungsional dan struktural 2. Teori-teori behavioral dan cognitive 3. Teori-teori konvensional dan interaksional serta 4. Teori-teori kritis dan interpretatif. Sementara itu kelompok teori-teori kontekstual terdiri dari teori-teori tentang 1. Komunikasi antarpribadi 2. Komunikasi kelompok 3. Komunikasi organisasi dan 4. Komunikasi massa.
2.      Teori-teori kontekstual
Berdsarkan konteks atau tingkat analisinya teori-teori komunikasi secara umum dibagi dalam 5 konteks atau tingkatan sebagai berikut: 1. Komunikasi intra-pribadi 2. Komunikasi antarpribadi 3. Kelompok  komunikasi 4. Komunikasi oranisasi 5. Komunikasi massa.

BAB X
PENELITIAN KOMUNIKASI
A.    Proses dan fokus penelitian komunikas
1.      Proses penelitian
Penelitian adalah proses ilmiah yang selalu ada dalam kehidupan intelektual manusia berdasarkan sifat ingin tahu yang ada dalam hidup ilmuan. Dalam memenuhi hasrat tersebut ada dua cara yang digunakan yaitu pertama dengan menggunakan akal sehat mengacu kedalam kelaziman-kelaziman dalam kehidupan sehari-hari. Kedua melakukan kegiatan penelitian yang bersifat ilmiah berdasarkan pada kaidah-kaidah tertentu dan cara berpikir yang sistematis yang melingkupi keseluruhan proses penelitian.
Dimana proses penelitian ilmiah itu meliputi hal-hal berikut ini:
a.       Penentuan masalah dan judul
b.      Perumusan permasalahan penelitian \
c.       Penelusuran teoritikal
d.      Penyusunan desain penelitian
e.       Penyusunan instrumen penelitian
f.       Penentuan sumber data
g.      Penentuan metode pengumpulan data
h.      Pengumpulan data
i.        Mengolah dan menganalisis data
j.        Membahas hasil penelitian
k.      Penulisan laporan penelitian.
2.      Fokus penelitian
Fokus penelitian komunikasi berhubungan dengan bidang-bidang kajian komunikasi yang berkembang sampai saat ini, baik kajian mikro komunikasi, yaitu berhubungan dengan kajian spesifik maupun kajian makro komunikasi, yaitu hubungan dengan kajian sosiologis, antropologis dan sebagainya.
B.     Pendekatan Penelitian
1.    Pendekatan kualitatif
PENDAHULUAN :
1.      Judul penelitian
2.      Latar belakang masalah
3.      Masalah penelitian
4.      Tujuan penelitian
5.      Tinjauan pustaka/teori dan kesimpulan teoritik yang digunakan
METODE PENELITIAN
1.      Objek dan informan penelitian
2.      Cara memperoleh sumber data
3.      Metode pengumpulan data
4.      Metode analisis data
5.      Rancangan pembahasan
6.      Rancangan laporan penelitian
2.    Pendekatan kuantitatif
PENDAHULUAN
·         Judul penelitian
·         Latar belakang masalah
·         Masalah penelitian
·         Tujuan penelitian
·         Tinjauan pustaka/teori dan kesimpulan teoritik yang digunakan
·         Hipotesis (kalau diperlukan)
METODE PENELITIAN
·         Populasi (sasaran) penelitian
·         Sampel dan teknik sampling
·         Metode pengumpulan data
Metode dan rancangan analisi data statistik
PEMBAHASAN DAN LAPORAN PENELITIAN
·         Rancangan analisis data dan pengujian hipotesis ilmiah
·         Rancangan pembahsan (diskusi) hasil penelitian
·         Rancangan laporan penelitian

BAB XI
EFEK MEDIA MASSA
A.    Efek media yang terencana
Efek media yang dapat direncanakan bisa terjadi dalam waktu yang pendek atau waktu yang cepat, tetapi juga bisa terjadi dalam waktu yang lama. Efek media massa yang dapat direncanakan dan terjadi dalam waktu yang cepat yaitu seperti propaganda, resposns individu, kampanye media, news learning, pembingkaian berita dan agenda setting.
B.     Efek media yang tidak terencana
Efek media massa yang tidak terencana dapat berlangsung dalam dua tipologi yaitu terjadi dalam waktu cepat dan terjadi dalam waktu yang lama yang terjadi dalam waktu yang cepat merupakan tindakan reaksional terhadap pemberitaan yang tiba-tiba mengagetkan masyarakat.

BAB XII
MEDIA MASSA DN MASALAH-MASALAH SOSIAL
A.    Mistisme dan tahayul
Mistik dan tahayul seperti yang disajikan di media massa di pahami oleh masyarakat sebagai mistik dan tahayul dalam konsep masyarakat  yaitu sarat dengan suasana misteri, kengerian, mencekam, horor, dan lain-lain. Kebiasaan menonton tayangan mistik ini selain merupakan sebuah petualangan batin seseorang juga sebuah budaya masyarakat yang dilakukan di hampir semua masyarakat.
1.      Macam-macam tayangan mistik dan tahayul
·         Mistik-semi sains, yaitu flim mistik yang berhubungan dengan fiksi ilmiah. contoh nya manusia harimau, pertunjukkan dedy corbuzzer, dan lain-lain.
·         Mistik-fiksi, yaitu flim mistik hiburan yang tidak masuk akal, bersifat fiksi. Contohnya flim kartun Scooby doo.
·         Mistik-horor, yaitu flim mistik yang lebih banyak mengeksploitasi dunia lain, seperti hubungan dengan jin, dan lain-lain.
2.      Bahaya tayangan mistik dan tahayul
Bahaya terbesara dari tayangan misitk dan tahayul adalah pada kerusakan sikap dan perilaku.
B.     Pelecehan seksual dan pornomedia
1.      Berawal dari wacana seks
Yang menjadi objek porno selalu tubuh wanita. Ada dua kutub yang mejadi konflik dalam menilai tubuh perempuan. pertama, kelompok yang memuja tubuh sebagai objek seks serta merupakan sumber kebahagiaan. Kedua, kelompok yang menuduh seks sebagai objek maupun subjek dari sumber malapetaka bagi kaum perempuan itu sendiri.
2.      Pergeseran konsep pornografi
Dalam wacana porno atau penggambaran tindakan pencabulan (pornografi) kontemporer, ada beberapa varian pemahaman porno yang dapat di konseptualisasikan, seperti:
o   Pornografi: gambar-gambar perilaku pencabulan yang lebih banyak menonjolkan tubuh dan alat kelamin manusia.
o   Pornoteks: karya porno yang ditulis naskah cerita atau berita dalam berbagai versi hubungan seksual, dalam berbagai bentuk narasi, termasuk pula cerita porno dalam buku-buku komik.
o   Pornosuara: kata-kata dan kalimat yang di ucapkan secara langsung maupun tidak langsung melakukan rayuan seksual, atau tentang tuturan objek seksual atau aktivitas seksual.
o   Pornoaksi: penggambaran aksi gerakan, liukan tbuh yang dapat merangsang, yang di pertontonkan langsung dari seseorang kepada orang lain.
o   Pornomedia: agenda media tentang porno dan penggunaan media massa dan telekomunikasi ini untuk menyebarkan porno tersebut inilah yang dimaksud dengan pornomedia.
3.      Pengaruh pornomedia; kritik terhadap pornografi
Substansi persoalan adalah pada pornomedia karena apapun tindakan porno yang dilakukan oleh masyarakat menjadi konteks dalam “kewilayahan domestic” namaun apabila tindakan porno itu ditayangkan di media massa, menjadi konsumsu public, maka pornomedia inilah yang sangat berbahaya, karena pornomedia mampu menciptakan kekuatan konstruksi social media massa itu.
4.      Konstruksi social pornomedia
Ketika media massa menggunakan pornomedia sebagai objek pemberitaan, maka informasi pemberitaan porno itu akan sangat terkontruksi sebagai pengetahuan di masyarakat. Proses kecepatan ini terjadi melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.
C.     Kekerasan perempuan di media massa
1.      Citra kekerasan perempuan
            Seks di masyarakat selalu digambarkan sebagai kekuasaan laki-laki terhadap perempuan, seks merupakan bagian yang dominan dalam hubungan laki-laki dan perempuan, serta menempatkan perempuan sebagai sobordinasi, perempuan selalu menjadi objek dalam media.
2.      Kekuasaan laki-laki atas perempuan
Pemberitaan media massa juga tidak seimbang antara pemaknaan ruang public laki-laki dan ruang public perempuan. Ketika media massa menyangkut laki-laki, maka media massa menyorotinya sebagai ‘pahlawan-pahlawan’ karena masyarkat membutuhkan mereka. Namun ketika media massa menyorot perempuan, terkesan maknanya hanya sebagai pelengkap saja.
D.    Kekerasan dan sadisme
Kekerasan media massa bisa muncul secara fisik maupun verbal bagi media televisi. Bentuk kekerasan dan sadisme media massa dengan modus yang sama disemua media massa, yaitu lebih menonjolkan kengerian dan keseraman dimana tujuan pemberitaan itu sendiri.
E.     Pembunuhan karakter
Mengadili seseorang melalui media massa merupakan bentuk kekerasan terkadap orang lain. Sasaran mengadili seseorang melalui media massa adalah pembunuhan karakter seseorang agar supaya reputasi orang tersebut menjadi hancur.

BAB XIII
MASA DEPAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI
A.    Agenda penting
1.      Time and space dan stasiun media bergerak (telapak tangan)
Pada kenyataanya bahwa perkembangan media penyiaran sedang bergeser dari stasiun tetap ke stasiun bergerak dalam telapak tangan kita. Teknologi lama tentang stasiun radio dan televisi mengacu pada sebuah bangun, ruang, dan tempat yang dibatasi dengan berbagai instalasi canggih dan rumit. Namun saat ini teknologi seluler yang kita gunakan sedang mengarah ke sebuah stasiun bergerak dalam genggaman kita dan setiap kejadian dapat kita siarkan dalam waktu itu juga kesiapa saja yang ingin kita siarkan
2.      New media
Perkembangan media baru memberikan kontribusi terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan. Hal ini nantinya berhubungan dengan persoalan-persoalan difusi, inovasi dan adopsi yang dilakukan oleh masyarakat, dan bagaimana pula media baru pula mendukung pergerakan pembangunan masyarakat sebagai subjek perubahan dimasyarakat itu sendiri.
3.      Cyber dan ruang waktu
Masalah-masalah perkembangan telematika dan dunia cyber menjadi perhatian yang tak habis-habisnya. Seperti umpamnya, persoalan ruang waktu dan cyber dimana berdasarkan perkembangan akhir-akhir ini bahwa misteri ruang waktu dan cyber adalah dua misteri yang sesungguhnya memiliki kaitan satu dengan yang lainnya.
4.      Citra dan kontruksi media sosial
Persoalan citra dalam kontruksi sosial media massa, sampai saat ini pun belum tuntas dan belum mampu membuka berbagai misteri keilmuan yang ada. Persoalan citra ini juga nantinya berhubungan secara timbal balik dengan perkembangan media terutama media massa sehingga mencakup hampir semua bidang kehidupan.

B.     Tenaga pengajar dan peneliti
Tenaga pengajar dan peneliti di bidang komunikasi saat ini masih sangat terbatas yang ada di berbagai perguruan tinggi. Sangat sedikit tenaga pengajar dan peneliti yang tersedia sehingga menjadi masalah umum dalam dunia pendidikan tinggi, hal itu disebabkan karena begitu rendah apresiasi masyarakat dan pemerintah terhadap profesi pengajar dan peneliti.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar